BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Pelayanan
kesehatan di rumah sakit merupakan bentuk pelayanan yang diberikan kepada klien
oleh suatu tim multi disiplin termasuk tim keperawatan. Tim keperawatan
merupakan anggota tim kesehatan garda depan yang menghadapi masalah kesehatan
klien selama 24 jam secara terus menerus.
Pelayanan
kesehatan pada masa kini sudah merupakan industri jasa kesehatan utama dimana
setiap rumah sakit bertanggung gugat terhadap penerima jasa pelayanan
kesehatan. Keberadaan dan kualitas pelayanan kesehatan yang diberikan
ditentukan oleh nilai-nilai dan harapan dari penerima jasa pelayanan tersebut.
Disamping itu, penekanan pelayanan kepada kualitas yang tinggi tersebut harus
dapat dicapai dengan biaya yang dapat dipertanggung-jawabkan (Prof. Elly
Nurachmah, 2001).
Dengan
demikian, semua pemberi pelayanan ditekan untuk menurunkan biaya pelayanan
namun kualitas pelayanan dan kepuasan klien sebagai konsumen masih tetap menjadi
tolak ukur (“benchmark”) utama keberhasilan pelayanan kesehatan yang diberikan
(Miloney, 2001).
Para
penerima jasa pelayanan kesehatan saat ini telah menyadari hak-haknya sehingga
keluhan, harapan, laporan, dan tuntutan ke pengadilan sudah menjadi suatu
bagian dari upaya mempertahankan hak mereka sebagai penerima jasa tersebut.
Oleh karena itu industri jasa kesehatan menjadi semakin merasakan bahwa
kualitas pelayanan merupakan upaya kompetentif dalam rangka mempertahankan
eksistensi pelayanan tersebut.
Selayaknya
industri jasa pelayanan menaruh perhatian besar dan menyadari bahwa kualitas
pelayanan kesehatan yang diberikan ditentukan pula oleh kualitas berbagai
komponen pelayanan termasuk keperawatan dan sumber daya manusianya.
Kegiatan pelayanan keperawatan
berkualiatas telah dimulai sejak seorang perawat Muslim pertama yaitu Siti
Rufaida pada jaman Nabi Muhammad S.A.W selalu berusahan memberikan pelayanan
terbaiknya bagi yang membutuhkan tanpa membedakan apakah kliennya kaya atau
miskin.
Demikian
pula Florence Nightingale pada tahun 1858, telah berupaya memperbaiki kondisi
pelayayanan keperawatan yang diberikan kepada serdadu pada perang Krimen.
Dengan terjadinya perubahan diberbagai aspek kehidupan keperawatan pada saat
ini telah berkembang menjadi suatu profesi yang memiliki keilmuan unik yang
menghasilkan peningkatan minat dan perhatian diantara anggotanya dalam
meningkatkan pelayanannya.
Tim
pelayanan keperawatan memberikan pelayanan kepada klien sesuai dengan keyakinan
profesi dan standar yang ditetapkan. Hal ini ditujukan agar pelayanan
keperawatan yang diberikan senantiasa merupakan pelayanan yang aman serta dapat
memenuhi kebutuhan dan harapan klien.
Asuhan
keperawatan yang bermutu dan dapat dicapai jika pelaksanaan asuhan keperawatan
dipersepsikan sebagai suatu kehormatan yang dimiliki oleh para perawat dalam
memperlihatkan sebagai suatu kehormatan yang dimiliki oleh perawat dalam
memperlihatkan haknya untuk memberikan asuhan yang manusiawi, aman, serta
sesuai dengan standar dan etika profesi keperawatan yang berkesinambungan dan
terdiri dari kegiatan pengkajian, perencanaan, implementasi rencana, dan
evaluasi tindakan keperawatan yang telah diberikan.
Proses
keperawatan digunakan untuk membantu perawat melakukan praktik keperawatan
secara sistematis dalam memecahkan masalah keperawatan. Dengan menggunakan
metode ini, perawat dapat mendemonstrasikan tanggung gugat dan tanggung jawab
pada klien, sehingga kualitas praktik keperawatan dapat ditingkatkan.
Proses
keperawatan memberikan kerangka yang dibutuhkan dalam asuhan keperawatan kepada
klien, keluarga dan komunitas, serta merupakan metode yang efisien dalam
membuat keputusan klinik, serta pemecahan masalah baik aktual maupun potensial dalam
mempertahankan kesehatan.
1.2
Rumusan Masalah
Bagaimana proses
keperawatan sebagai dasar professional perawat itu ?
1.3
Tujuan
Tujuan dari penyusunan makalah ini antara
lain:
1.
Mampu mendefinisikan proses
keperawatan
2.
Mampu mendeskripsikan
perkembangan proses keperawatan
3.
Mampu mendeskripsikan
pentingnya proses keperawatan
4.
Mampu mendeskripsikan tujuan
proses keperawatan
5.
Mampu mendeskripsikan
komponen dalam proses keperawatan
.
1.4
Manfaat
Makalah
ini di buat oleh kami agar kami memahami dan mengaplikasikan langsung dalam
kehidupan sehari-hari tentang proses keperawatan sebagai dasar professional
perawat.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1
Definisi Proses Keperawatan
Proses
keperawatan merupakan cara yang sistematis yang dilakukan oleh perawat bersama
klien dalam menentukan kebutuhan asuhan keperawatan dengan melakukan
pengkajian, menentukan diagnosis, merencanakan tindakan yang akan dilakukan,
melaksanakan tindakan serta mengevaluasi hasil asuhan yang telah diberikan
dengan berfokus pada klien, berorientasi pada setiap tahap saling terjadi
ketergantungan dan saling berhubungan (A.Aziz Alimul Hidayat,2007)
Keperawatan
merupakan profesi yang dalam melaksanakan beberapa tindakan kepada pasien harus
dipisahkan dari medis. Perawat dalam menentukan atau melaksanakan fungsinya
sebagai perawat harus mengatur, menyesuaikan lingkungan yang tidak adekuat yang
diharapkan membantu klien menjadi baik dalam memenuhi kebutuhannya (Florence
Nightingale).
Proses keperawatan merupakan istilah
yang digunakan dalam menentukan permasalahan klien, keluarga dan perawat agar
dapat dipecahkan, di mana antara perawatan dan pengobatan terjadi interaksi
dalam menentukan masalah klien (Hall).
Proses keperawatan merupakan sesuatu
dalam mengkaji, mencapai keputusan, melaksanakan kegiatan yang telah
direncanakan untuk memecahkan masalah serta mengevaluasi (Johnson).
Proses keperawatan sebagai alat
untuk memecahkan masalah klien, keluarga (Wiedenbach, 1963).
Banyak pakar telah merumuskan
definisi dari proses keperawatan (Weitzel, Marriner, Murray, Yura, Herber,
dll). Secara umum dapat dikatakan bahwa proses keperawatan adalah metode
pengorganisasian yang sistematis, dalam melakuan asuhan keperawatan pada
individu, kelompok dan masyarakat yang berfokus pada identifikasi dan pemecahan
masalah dari respn pasien terhadap penyakitnya (Tarwoto & Wartonah, 2004).
Atau ;
Proses
keperawatan adalah :
1. Suatu
pendekatan sistematis untuk mengenal masalah-masalah pasien dan mencarikan
alternatif pemecahan masalah dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan pasien.
2. Merupakan
proses pemecahan masalah yang dinamis dalam memperbaiki dan meningkatkan
kesehatan pasien sampai ke tahap maksimum.
3. Merupakan
pendekatan ilmiah
4. Terdiri
dari 4 tahap : pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Atau, ada
pula yang menterjemahkannya ke dalam 5 tahap : pengkajian, perumusan diagnosis
keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
ALASAN
PENGGUNAAN PROSES KEPERAWATAN
- Meningkatnya
tuntutan masyarakat akan pelayanan keperawatan
- Profesinalisme,
sesuai dengan konsep keperawatan bahwa perawatan merupakan pelayanan
esensial yang diberikan oleh perawat profesional di mana dalam
melaksanakan kegiatannya menggunakan pendekatan proses keperawatan
- Untuk
efektifitas dan efisiensi pelayanan keperawatan
- Untuk
meningkatkan peran serta dan keterlibatan pasien dalam pelayanan
keperawatan.
HUBUNGAN
ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN HAK-HAK KLIEN
The American Hospital Association’s
(1972) menerbitkan tulisan tentang pernyataan hak-hak pasien. Menyadari hal
tersebut, National Leaque For Nursing (NLN, 1959), sejenis Persatuan Perawat
Nasional di Amerika, menyusun suatu rancangan awal pernyataan hak-hak pasien
dengan asumsi dasar sebagai berikut :
1. Asuhan
keperawatan mencakup promosi kesehatan, asuhan dan pencegahan penyakit,
ketidakmampuan dan rehabilitasi. Asuhan keperawatan dapat diberikan melalui proses
pengajaran, penyuluhan, dan dukungan emsional, serta perawatan pada waktu ia
sakit.
2. Asuhan
keperawatan merupakan bagian integral dari asuhan kesehatan secara menyeluruh
dan direncanakan, serta diberikan dalam kombinasi dengan pelayanan medis,
pendidikan, dan kesejahteraan.
3. Tenaga
keperawatan menghadapi individualitas, martabat, dan hak-hak setiap orang tanpa
memandang ras, warna kulit, derajat, kebangsaan, status sosial dan ekonomi.
(http://www.bookoopedia.com/daftar-buku/pid-20488/kebutuhan-dasar-manusia-dan-proses-keperawatan-edisi-3.html
di akses tanggal 16 Maret 2014 Pukul 09.05)
menyebutkan bahwa
Proses
Keperawatan adalah metode pengorganisasian yang sistematis dalam melakukan
asuhan keperawatan pada individu, kelompok, dan masyarakat yang memfokuskan
pada identifikasi dan pemecahan masalah dari respons pasien terhadap penyakit.
Proses Keperawatan digunakan untuk
membantu perawat dalam melakukan praktik keperawatan secara sistematis dan
memecahkan masalah keperawatan. Dengan menggunakan metode ini, maka perawat
dapat mendemonstrasikan tanggung gugat dan tanggung jawab pada klien, sehingga
kualitas praktik keperawatan dapat meningkat.
Menurut
Doenges (2000) proses keperawatan adalah proses yang terdiri dari 5 tahap yang
spesifik :
- Pengkajian
adalah : pengumpulan data yang berhubungan dengan pasien secara
sistematis, meliputi fisik, psikologi, sosiokultural, spiritual, kognitif,
kemampuan fungsional, perkembangan ekonomi dan gaya hidup. Pengkajian
mencakup data yang dikumpulkan melalui wawancara, pengumpulan riwayat
kesehatan, pemeriksaan fisik, laboratorium dan diagnostik, serta review
catatan sebelumnya.
- Identifikasi
masalah/Diagnosa keperawatan adalah analisa data yang telah dikumpulkan
untuk mengidentifikasi, memfokuskan dan mengatasi kebutuhan spesifik
pasien serta respon terhadap masalah aktual dan risiko tinggi.
- Perencanaan
adalah : proses dua bagian:
pertama
: identifikasi tujuan dan hasil yang diinginkan dari pasien untuk memperbaiki
masalah kesehatan atau kebutuhan yang telah dikaji, hasil yang diharapkan harus
spesifik, realistik, dapat diukur, menunjukkan kerangka waktu yang pasti,
mempertimbangkan keinginan dan sumber pasien.
kedua
:pemilihan intervensi keperawatan yang tepat untuk membantu pasien dalam
mencapai hasil yang diharapkan.
- Implementasi
adalah: melakukan tindakan dan mendokumentasikan proses keperawatan sesuai
dengan rencana keperawatan.
- Evaluasi
adalah : menentukan kemajuan pasien terhadap pencapaian hasil yang
diharapkan dan respon pasien terhadap keefektifan intervensi keperawatan.
Kemudian mengganti rencana perawatan jika diperlukan.
Kelima tahapan tersebut adalah
saling berhubungan dan tidak bisa dipisah-pisahkan. Tahap-tahap ini secara
bersama-sama membentuk lingkaran pemikiran dan tindakan yang berkelanjutan.
(Sedangkan dalam buku
Proses Keperawatan karangan H. Lismidar dkk)
menyebutkan bahwa ;
Proses keperawatan adalah suatu
sistem dalam merencanakan pelayanan asuhan keperawatan yang mempunyai empat
tahapan, yaitu pengkajian, perencanaan, pelaksanaan/implementasi, dan evaluasi.
Format 4 tahap
|
Aktivitas keperawatan
|
Format 5 tahap
|
1. Pengkajian
|
Mengumpulkan data pasien
Menuliskan diagnosis keperawatan
Menentukan skala prioritas
|
1.
Pengkajian
2.
Diagnosis
|
2. Perencanaan
|
Menuliskan tujuan keperawatan
Merencanakan tindakan keperawatan
|
3.
Perencanaan
|
3. Implementasi
|
Melaksanakan asuhan keperawatan
|
4.
Implementasi
|
4. Evaluasi
|
Evaluasi tujuan yang telah dicapai
Mengkaji kembali rencana keperawatan
|
5.
Evaluasi
|
Hassil akhir dari proses ini adalah
menuliskan rencana keperawatan. Proses keperawatan ini merupakan suatu proses
pemecahan masalah yang sistematik dalam memberikan pelayanan keperawatan.
Rencana keperawatan merupakan pedoman dalam memberikan pelayanan keperawtan.
Pengertian tentang professional adalah :
(Schein, E.H. 1974)
1.
Profesional berbeda dengan amatir adalah terikat dengan
pekerjaan seumur hidup.
2.
Profesional mempunyai motivasi kuat atau panggilan sebagai
landasan bagi pemilihan karier profesionalnya, dan mempunyai komitmen seumur
hidup yang mantap terhadap kariernya.
3.
Profesional mempunyai kelompok ilmu pengetahuan dan
keterampilan khusus yang diperolehnya melalui pendidikan dan latihan lama.
4.
Profesional mengambil keputusan demi kliennya
berdasarkan aplikasi prinsip-prinsip dan teori-teori.
5.
Profesional berorientasi pada pelayanan, menggunakan
keahlian demi kebutuhan khusus klien.
6.
Pelayanan yang diberikan kepada klien didasarkan pada
kebutuhan objektif klien.
7.
Profesional lebih mengetahui apa yang baik untuk klien
dari pada klien sendiri. Profesional mempunyai otonomi dalam mempertimbangkan
tindakannya.
8.
Profesional membentuk perkumpulan profesi yang
menetapkan kriteria penerimaan, standard pendidikan, perizinan atau ujian masuk
formal, jalur karier dalam profesi dalam batasan peraturan untuk profesi.
9.
Profesional mempunyai kekuatan dan status dalam bidang
keahliannya, dan pengetahuan mereka dianggap khusus.
10. Profesional
dalam menyediakan pelayanan biasanya tidak diperbolehkan mengadakan advertensi
atau mencari klien.
2.2
Perkembangan Proses Keperawatan.
Pelaksanaan proses
keperawatan sebagai alat bagi perawat dalam melaksanakan tugas, wewenang dan
tanggung jawab pada pasien, mengalami beberapa perubahan dalam perkembangannya,
yang diawali adanya tindakan keperawatan yang berdasarkan instruksi medis bukan
lagi berdasarkan metode ilmiah keperawatan (melalui proses keperawatan). Dalam
perkembangannya terdapat beberapa pendapat dari para ahli diantaranya :
1. Florence
Nightingale menjelaskan keperawatan merupakan profesi yang dalam melaksanakan
beberapa tindakan kepada pasien harus dipisahkan dari medis. Perawat dalam
menentukan atau melaksanakan fungsinya sebagai perawat harus
mengatur,menyesuaikan dengan lingkungan yang tidak adekuat yang diharapkan
membantu klien menjadi lebih baik dalam memenuhi kebutuhannya.
2. Hall
berpendapat proses keperawatan merupakan istilah yang digunakan dalam
menentukan permasalahan klien, keluarga dan perawat agar dapat dipecahkan, dimana
antara perawatan dan pengobatan terjadi interaksi dalam menentukan masalah
klien.
3. Johnson
menjelaskan proses keperawatan merupakan sesuatu dalam mengkaji, mencapai
keputusan, melaksanakan kegiatan yang telah direncanakan untuk memecahkan
masalah serta mengevaluasi.
4. Wiedenbach
pada tahun 1963 menjelaskan proses keperawatan sebagai alat untuk memecahkan
masalah klien, keluarga. Perawatan dilakukan melalui tiga tahap di antaranya
tahap observasi, tahap bantuan pertolongan dan tahap validasi.
5. Yura
H. Dan Walsh, pada tahun 1983 menjelaskan dalam melakukan proses keperawatan
harus melalui empat tahapan yaitu tahap pengkajian, tahap perencanaan, tahap
pelaksanaan dan tahap evaluasi. Pendapat ini sama disampaikan pada tahun 1967
di falkutas keperawatan Universitas Katolik di Amerika.
6. Knowles
pada tahun 1967 menyampaikan proses keperawatan dapat dilakukan dengan
menggunakan 5 D’s diantaranya discover
( menemukan), Delve (mengkaji), decide( memutuskan), do (mengerjakan), dan dicriminate (melakukan pemisahan). Pada tahun yang sama dari Western Interstate
Commision on Higher Education (WICHE) membagi proses keperawatan menjadi
beberapa tahap diantaranya persepsi, komunikasi, intervensi, dan evaluasi.
7. Orem
menyampaikan keperawatan sebagaian kegiatan yang dilakukan melalui beberapa
pertimbangan dengan menggunakan beberapa tahapan dalam asuhan keperawatan yaitu
membutuhkan diagnosis dan perintah, menentukan mengapa keperawatan keperawatan dibutuhkan, menganalisis dan
menginterprestasikan dengan membuat keputusan, merencanakan keperawatan,
mengusahakan dalam pengaturan dan pengontrolan, mengatasi masalah keterbatasan
dan mempertahankan dan menjaga kemampuan pasien dalam merawat diri.
8. Roy
dalam melakukan keperawaratan sebaiknya menggunakan enam tahapan di antaranya :
mengkaji tingkah laku klien, mengkaji faktor yang mempengaruhinya,
mengidentifikasikan masalah, merumuskan tujuan, melakuan intervensi keperawatan
melakukan seleksi, dan melakukan evaluasi. Dalam melakukan proses keperawatan,
Roy menganjurkan adanya penentuan diagnosis keperawatan.
9. Pada
tahun 1982 dari Nasional Council of State Boards of Nursing mengemukakan bahwa
proses keperawatan dibagi menjadi lima tahap di antaranya tahap pengkajian,
tahap analisis (diagnosis), tahap perencanaan, tahap implementasi dan tahap
evaluasi.
Dalam sumber ang lain dijelaskan bahwa Proses
keperawatan merupakan lima tahap proses yang konsisten, sesuai dengan
perkembangan profesi keperawatan. Proses tersebut mengalami perkembangan :
- Proses
keperawatan pertama kali dijabarkan oleh Hall (1955)
- Tahun
1960, proses keperawatan diperkenalkan secara internal dalam keperawatan
- Wiedenbach
(1963) mengenalkan proses keperawatan dalam 3 tahap : observasi, bantuan
pertolongan dan validasi.
- Yura
& Walsh (1967) menjabarkan proses keperawatan menjadi 4 tahap :
pengkajian, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Pada tahun 1967, edisi
pertama proses keperawatan dipublikasikan.
- Bloch
(1974), Roy (1975) Mundinger & Jauron (1975) dan Aspinall (1976)
menambahkan tahap diagnosa, sehingga proses keperawatan menjadi 5 tahap :
pengkajian, diagnosis, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Proses ini
dari analisis pikir : dicover (menemukan), delve (mempelajari atau
menganalisis), decide (memutuskan), do (mengerjakan) dan discriminate
(identik dengan evaluasi).
- Dengan
berkembangnya waktu, proses eperawatan telah dianggap sebagai suatu dasar
hukum praktik keperawatan. ANA (1973) menggunakan proses keperawatan
sebagai suatu pedoman dalam pengembangan Standart Praktik Keperawatan.
Tahun 1975 : diadakan konferensi
nasional tentang klasifikasi diagnosis keperawatan setiap dua tahun di
Universitas Sr. Louis. Klasifikasi diagnosis keperawatan ini kemudian disebut
dengan NANDA (North American Nursing Diagnoses Association) — dibahas lebih
lanjut di BAB diagnosa keperawatan.
2.3 Pentingnya
Proses Keperawatan.
Mengapa Proses Keperawatan Itu Penting ?
Bila digunakan sebagai alat dalam melaksanakan praktek
keperawatan, proses keperawatan dapat membantu meningkatkan kualitas pelayanan
keperawatan. Tanpa cara pendekatan yang sistematis dalam memberikan pelayanan
keperawatan, akan terjadi kekurangan atau duplikasi dalam melaksanakan
tindakan. Dengan menggunakan rencana keperawatan akan membantu mengurangi
masalah ini, dan menjadi pedoman dalam memberikan pelayanan keperawatan bagi
pasien tertentu, sebagaimana seorang dokter memformulasikan rencana medis dalam
memberikan pengobatan secara konsisten, bertanggung jawab atas penatalaksanaan
medis. Perawatan menggunakan proses keperawatan untuk membuat rencana
keperawatan, serta menetapkan penatalaksanaan masalah pasien secara bertanggung
jawab dan berkesinambungan.
Keuntungan utama dalam menerapkan proses keperawatan
adalah memperbaiki pelayanan keperawatan, dan beberapa keuntungan terhadap
individu perawat yang makin terampil dalam menggunakan proses keperawatan.
Keuntungan yang perlu dipertimbangkan bagi perawat atau
mahasiswa perawat adalah :
1.
Mempunyai rasa percaya diri.
Rencana keperawatan yang merupakan hasil dari proses keperawatan, memberikan
kesempatan kepada mahasiswa atau staf perawat untuk mengetahui secara khusus
tujuan yang penting bagi pasien, dan bagaimana serta bilamana dapat
dilaksanakan/diterapkan.
2.
Kepuasan bekerja.
Perencanaan yang baik dapat menghemat waktu, energi, dan mengurangi frustasi
akibat tindakan keperawatan yang hanya dilakukan oleh staf perawat dan siswa
perawat dengan mencoba-coba, tanpa adanya koordinasi-koordinasi dari pelayanan
keperawatan; melalui rencana keperawatan menambah kesempatan untuk mencapai
keberhasilan penanggulangan masalah kesehatan. Perawat dan mahasiswa harus
merasa ikut serta untuk melaksanakannya, dan merasa bangga apabila tujuan
rencana keperawatan tercapai.
3.
Pengembangan professional. Rencana
keperawatan memberi kesempatan untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman
kolaborasi dengan teman sejawat dalam memformulasikan rencana keperawatan.
Dapat menambah pengetahuan keterampilan klinis kepada yang belum banyak
berpengalaman dan selanjutnya selama proses evaluasi, perawat atau mahasiswa
menerima umpan balik yang penting yang merupakan penilaian bagaimana efektifnya
rencana keperawatan yang berhubungan dengan masalah pasien. Jika rencana
tersebut bermanfaat, perawat mungkin akan menggunakan pendekatan yang sama pada
masa mendatang. Jika rencana tersebut gagal, perawat dapat menggali beberapa
alas an dari hasil yang tidak dikehendaki terhadap pasien, staf lain, mahasiswa
dan instruktur atau perawat spesialis.
4.
Membantu staf dalam melaksanakan tugasnya. Rencana keperawatan membantu kepala ruangan, ketua kelompok, dan
instruktur perawat dalam membuat tugas yang tepat untuk pasien. Dengan
memperlihatkan tingkat kompleksitas rencana perawatan tiap pasien dari rencana
yang dibuat, dapat dinilai apakah seorang pembantu perawat dapat membantu
pelaksanaan atau harus perawat professional? Dapatkah mahasiswa bekerja untuk
pasien ini atau rencana perawatan tersebut di luar pengetahuan dan
pengalamannya?.
Terdapat juga beberapa
keuntungan bagi pasien ;
1.
Berpartisipasi dalam merawat
dirinya sendiri. Jika pasien mampu memformulasikan rencana keperawatan
bersama-sama dengan perawat, mereka memperoleh perasaan bahwa mereka mampu
mengatasi masalahnya. Jika pasien aktif berpartisipasi dalam perawatan dirinya,
mereka juga akan ikut serta mencapai tujuan dalam rencana keperawatan.
2.
Asuhan keperawatan yang berkesinambungan.
Frustasi akibat adanya beberapa pengulangan pemberian instruksi kepada perawat
dalam melaksanakan asuhan keperawatan dapat dihindari.
3.
Meningkatkan kualitas
perawatan. Evaluasi yang terus menerus dan pengkajian ulang dapat meningkatkan
pemenuhan kebutuhan individu tiap pasien. Evaluasi ini merupakan bagian/kunci
dari proses keperawatan dan rencana keperawatan yang tertulis.
Dalam 24 jam, setiap pasien akan dirawat oleh beberapa orang
perawat. Setiap perawat mempunyai kemampuan masing-masing dalam melaksanakan
asuhan keperawatan, tetapi rencana keperawatan diperlukan untuk
mengkoordinasikan tindakan yang mereka lakukan.
(Menurut
sumber lain; http://belajar90.blogspot.com/2009/04/mengingat-lagi-proses
keperawatan.html diakses tanggal 16 Maret 2014 Pukul 09.15
WIB )
Proses Keperawatan penting baik bagi
klien (pasien) maupun bagi perawat itu sendiri.
Bagi perawat Proses Keperawatan
dapat digunakan untuk :
- Pedoman
dalam pemecahan masalah klien.
- Dapat
memberikan pelayanan yang tepat bagi klien sesuai dengan kebutuhannya.
- Menampilkan
sisi keprofesionalan dari profesi perawat itu sendiri.
Manfaat yang dirasakan oleh perawat
:
- Meningkatkan
kemandirian dalam menjalankan tugas.
- Meningkatkan
kepercayaan diri dalam menjalankan tugas karena klien puas dengan hasil
yang diberikan.
- Meningkatkan
kemampuan intelektual dan skill dalam tindakan keperawatan.
Manfaat yang dirasakan oleh klien :
- Merasa puas
dengan pelayanan yang diberkan karena sesuai dengan kebutuhan.
- Dapat
dengan bebas menyampaikan kebutuhannya, sehingga proses penyembuhan akan
menjadi lebih cepat.
- Merasa
diperhatikan.
Karakteristik
dari proses keperawatan menurut A.Aziz Alimul Hidayat, 2007
v Proses
keperawatan merupakan metode pemecahan masalah yang bersifat terbuka dan
fleksibel dalam memenuhi kebutuhan klien, juga selalu berkembang terhadap
masalah yang ada dan mengikuti perkembangan zaman.
v Proses
keperawatan dapat dilakukan melalui pendekatan secara individual dari pemenuhan
kebutuhan pasien.
v Melalui
proses keperawatan terdapat beberapa permasalahan yang sangat perlu
direncanakan.
v Melalui
proses keperawatan akan diarahkan tujuan pelayanan keperawatan dalam pemenuhan
kebutuhan dasar manusia.
v Proses
keperawatan itu sendiri merupakan suatu siklus yang saling berhubungan antara
tahap satu dengan yang lain dan tidak berdiri sendiri.
v Adanya
proses keperawatan penentuan masalah akan lebih cepat diatasi mengingat di
dalam proses keperawatan terdapat penekanan validasi data Berta adanya
pembuktian masalah dan menekankan pada umpan balik atau pengkajian ulang dalam
mengetahui kebutuhan dasar secara komprehensif.
2.4
Tujuan Proses Keperawatan.
Tujuan
dari Proses Keperawatan menurut A.Aziz Alimul Hidayat, 2007
ü Dapat
mengidentifikasi berbagai kebutuhan dasar manusia yang dibutuhkan.
ü Dapat
menentukan diagnosis keperawatan yang ada pada manusia setelah dilakukan
identifikasi.
ü Dapat
menentukan rencana tindakan yang akan dilakukan setelah diagnosis ditegakkan.
ü Dapat
melaksanakan tindakan keperawatan setelah direncanakan.
ü Dapat
mengetahui perkembangan pasien dari berbagai tindakan yang telah dilakukan,
untuk menentukan tingkat keberhasilan.
(Menurut
sumber; http://yenibeth.wordpress.com/2008/05/31/proses-keperawatan-introduction-1/
di akses pada tanggal 16 Maret 2014 Pukul 09.20 WIB)
TUJUAN
UMUM :
Memberikan suatu kerangka kerja
berdasarkan kebutuhan klien, keluarga dan masyarakat, sehingga kebutuhan
perawatan kesehatan klien, keluarga dan masyarakat dapat terpenuhi.
TUJUAN
KHUSUS :
1. Mempraktekkan
metode pemecahan masalah dalam praktek keperawatan (problem solving)
2. Menggunakan
standart dalam praktek keperawatan
3. Memperoleh
metode yang baku, rasional dan sistematis
4. Meperoleh
metode yang dapat digunakan dalam berbagai macam situasi
5. Memperoleh
asuhan keperawatan yang berkualitas tinggi
SIFAT
PROSES KEPERAWATAN
1. Dinamis.
Setiap
tahap proses keperawatan dapat diperbaharui/dimodifikasi, apabila situasi
dankondisi pasien berubah.
2. Siklik.
Proses
keperawatan berjalan secara siklik atau berulang dari pengkajian sampai dengan
evaluasi, demikian seterusnya apabila diperlukan pengkajian ulang
(re-assessment), sampai masalah klien teratasi atau klien dapat mandiri
memenuhi kebutuhan kesehatan atau keperawatannya.
3. Interdependent
/ saling ketergantungan.
Setiap
tahap dari proses keperawatan mempunyai relevansi yang sangat erat, sehingga
kekurangan di salah satu tahap akan mempengaruhi tahap-tahap berikutnya.
4. Fleksibel
atau luwes.
Proses
keperawatan bersifat luwes, tidak kaku, sehingga pendekatan yang digunakan
dapat berubah atau dimodifikasi sesuai dengan situasi, keadaan dan kebutuhan
klien akan perawatan kesehatan. Fleksibel dapat juga berarti :
Ø Bisa
digunakan untuk pemecahan segala jenis masalah keperawatan
Ø Dapat
digunakan pada berbagai kondisi dan situasi klien
Ø Dapat
diterapkan untuk semua siklus kehidupan manusia, dari dalam kandungan sampai
dengan meninggal dunia
Ø Dapat
diterapkan pada berbagai unit keperawatan, di rumah sakit, maupun untuk
keluarga dan masyarakat.
2.5
Komponen Dalam Proses Keperawatan.
Berdasarkan
pandangan beberapa ahli tentang proses keperawatan, terdapat beberapa komponen
yang dapat disimpulkan dengan melalui tahapan proses keperawatan di antaranya
tahap pengkajian, tahap diagnosis keperawatan, tahap perencanaan, tahap
pelaksanaan serta tahap evaluasi.
|
||||
|
|
|
|
|
||||
|
|
Tahap
Pengkajian
1. Pengumpulan
data
Merupakan
upaya untuk mendapatkan data yang dapat digunakan sebagai informasi tentang
klien. Data yang dibutuhkan tersebut mencakup data tentang biopsikososial dan
spiritual dari klien, data yang berhubungan dengan masalah klien serta data
tentang faktor – faktor yang mempengaruhi atau yang berhubungan dengan klien
seperti data keluarga, dan lingkungan yang ada.
Pengkajian
merupakan langkah pertama dari proses keperawatan dengan mengumpulkan data –
data yang akurat dari klien sehingga akan diketahui berbagai permasalahan yang
ada. Untuk melakukan langkah pertama ini diperlukan pengetahuan dan kemampuan
yang harus dimiliki oleh perawat diantaranya pengetahuan tenang kebutuhan atau
sistem biopsikososial dan spiritual bagi manusia yang memandang manusia dari
aspek biologis, psikologis, sosial dan ditinjau dari aspek spiritual, juga
pengetahuan akan kebutuhan perkembangan manusia (tumbuh kembang dari kebutuhan
dasarnya),pengetahuan tentang konsep sehat – sakit, pengetahuan tentang
patofisiologi dari penyakit yang dialami, pengetahuan tentang sistem keluarga
dan kultur budaya serta nilai –nilai keyakinan yang dimilki klien.
Sedangkan
kemampuan yang harus dimiliki perawat dapat meliputi kemampuan melakukan
observasi secara sistematis pada klien, kemampuan berkomunikasi secara verbal
atau nonverbal, berkemampuan menjadi pendengar yang baik, kemampuan dalam
menciptakan hubungan saling bantu, kemampuan dalam membangun suatu kepercayaan,
kemampuan mengadakan wawancara serta adanya kemampuan dalam melakukan
pengkajian atau pemeriksaan fisik perawatan.
2. Validasi
Data
Validasi
data merupakan upaya untuk memberikan justifikasi pada data yang telah
dikumpulkan dengam melakukan perbandingan data subjektif dan objektif yang
didapat dari berbagai sumber dengan berdasarkan standar nilai normal, untuk
diketahui kemungkinan tambahan atau pengkajian ulang tentang data yang ada.
3. Identifikasi
Masalah
Merupakan
bagian terakhir dari tahap pengkajian setelah dilakukan validasi data dengan
mengidentifikasii pola atau masalah yang mengalami gangguan yang ada dimulai
dari pengkajian pola fungsi kesehatan.
Tahap
Diagnosis
Merupakan
keputusan klinis mengenai seseorang, keluarga, atau masyarakat sebagai akibat
dari masalah kesehatan atau proses kehidupan yang aktual atau potensial (NANDA
1990). Diagnosis keperawatan ini dapat memberikan dasar pemilihan intervensi
untuk menjadi tanggung gugat perawat. Formulasi diagnosis keperawatan adalah
bagaimana diagnosis keperawatan digunakan dlam proses pemecahan masalah karena
melalui identifikasi masalah dapat digambarkan berbagai masalah keperawatan
yang membutuhkan asuhan keperawatan, disamping itu dengan menentukan atau
menginvestigasi dari etiologi masalah, maka akan dapat dijumpai faktor yang
menjadi kendala atau penyebab.
Kategori
Diagnosis Keperawatan
Ada
beberapa tipe diagnosis keperawatan diantaranya tipe Aktual, Risiko,
Kemungkinan, Sehat dan sejahtera (Welfer)
dan sindrom.
1. Diagnosis
keperawatan Aktual
Menurut
NANDA adalah menyajikan keadaan secara klinis yang telah divalidasikan melalui
batasan karakteristik mayor yang diidentifikasikan. Diagnosis keperawatan
aktual penulisannya adalah adanya pernyataan masalah (P), adanya etiologi
(E),dan adanya tanda dan gejala(S).
a. Menentukan
Problem (P)
Dalam menentukan
masalah keperawatan, dapat ditentukan dari data yang terkumpul yang telah
divalidasi dan diidentifikasi pola.
b. Menentukan
Etiologi (E)
Untuk menentukan
etiologi dalam pernyataan diagnosis keperawatan adalah dengan cara
menghubungkan faktor yang berhubungan dengan masalah keperawatan yang dapat
mempengaruhi perubahan status kesehatan. Faktor yang dapat dugunakan dalam
etiologi terdiri dari empay komponen diantaranya ;
-
Patofisiologi (biologi atau Psikologi)
-
Tindakan yang berhubungan
-
Situasional (lingkungan, personal)
-
Maturasional
c. Menentukan
simptom (S)
Dalam menentukan
simptom yang merupakan tanda dan gejala dari masalah keperawatan yang terjadi
dapat diperoleh dari hasil pengelompokkan data yaitu data subjektif dan data
objektif dengan memperhatikan karakteristik dari pernyataan masalah (diagnostik
masalah).
2. Diagnosis
keperawatan risiko atau risiko tinggi
Menurut
NANDA adalah keputusan klinis tentang individu, keluarga atau komunitas sangat
rentan untuk mengalami masalah dibanding yang lain pada situasi yang sama atau
hampir sama. Validasi yang menunjang diagnosis risiko tinggi adalah faktor
risiko yang memperlihatkan keadaan dimana kerentanan meningkat terhadap klien
atau kelompok dan tidak menggunakan batas karakteristik.
3. Diagnosis
keperawatan kemungkinan
Menurut
NANDA adalah pernyataan tentang masalah – masalah yang diduga masih memerlukan
data tambahan, dengan harapan masih diperlukan untuk memastikan adanya tanda
dan gejala utama faktor risiko.
4. Diagnosis
keperawatan Sehat-Sejahtera (wellness)
Menurut
NANDA diagnosis keperawatan wellness
adalah ketentuan klinis mengengai individu, kelompok atau masyarakat dalam
transisi dari tingkat kesehatan khusus ke tingkat kesehatan yang lebih baik.
Cara pembuatannya dengan menggabungkan pernyataan fungsi positif dalam masing –
masing pola kesehatan fungsional sebgai alat pengkajian yang disahkan. Dalam
menentukan diagnosis keperawatan sehat menunjukkan terjadi peningkatan fungsi
kesehatan menjadi fungsi yang positif.
Tahap
Perencanaan
Merupakan
Suatu proses penyusunan berbagai intervensi keperawatan yang dibutuhkan untuk
mencegah, menurunkan atau mengurangi masalah – masalah klien. Dalam menentukan
tahap perencanaan bagi perawat dibutuhkan sebagai pengetahuan dan keterampilan
diantaranya pengetahuan tentang kekuatan dan kelemahan klien, nilai dan
kepercayaan klien, batasan praktek keperawatan, peran dari tenaga kesehatan
lainnya, kemampuan dalam memecahkan masalah, mengambil keputusan, menulis
tujuan serta memilih dan membuat strategi keperawatan yang aman dalam memenuhi
tujuan, menulis instruksi keperawatan serta kemampuan dalam melaksanakan kerjasama
dengan tingkat kesehatan lain.
1. Penentuan
prioritas diagnosis
Dalam
menentukan prioritas terhadap beberapa pendapat urutan prioritas diantaranya;
a. Berdasarkan
tingkat kegawatan ( mengancam jiwa)\
Yang dilatarbelakangi
dari prinsip pertolongan pertama yaitu membagi beberapa prioritas diantaranya
-prioritas tinggi, yang
mencerminkan situasi yang mengancam nyawa sehingga perlu tindakan terlebih
dahulu/
- prioritas sedang,
menggambarkan situasi yang tidak gawat dan tidak mengancam hidup klien.
-dan prioritas rendah, menggambarkan situasi
yang tidak berhubungan langsung dengan prognosis dari suatu penyakit secara
spesifik.
b. Berdasarkan kebutuhan maslow
Maslow menentukan
prognosis diagnosis yang akan direncanakan berdasarkan diantaranya
-
kebutuhan fisiologis, meliputi masalah
respirasi, sirkulasi, suhu, nyeri, cairan, perawatan kulit, mobilitas,
eliminasi.
-
keselamatan dan keamanan,meliputi
masalah lingkungan, perlindungan, pakaian, bebas infeksi, dan rasa takut.
-
mencintai dan memiliki,meliputi kasih
sayang, seksualitas, afiliasi dalam kelompok, hubungan antar manusia
-
harga diri, masalah respek keluarga,
perasaan menghargai diri sendiri
-
dan aktualisasi diri, meliputi masalah kepuasan terhadap lingkungan.
2. Penentuan
tujuan dan hasil yang diharapkan
Tujuan
merupakan hasil yang ingin dicapai untuk mengatasi maslah diagnosis keperawatan
dengan kata lain tujuan merupakan sinonim dari kriteria hasil yang mempunyai
komponen sebagai berikut, S(Subjek), P(predikat), K(kriteria), K(kondisi), W
(waktu)
S
: Perilaku pasien yang diamati
P
: Kondisi yang melengkapi pasien
K
: Kata kerja yang dapat diukur atau untuk menentukan tercapainya tujuan
K
: Sesuatu yang menyebabkam asuhan diberikan
W
: Waktu yang ingin dicapai
Ciri
– ciri kriteria hasil yang merupakan standar evaluasi tercapaianya tujuan
yaitu:
-
Setiap kriteria hasil memungkinkan untuk
dicapai
-
Setiap kriteria hasil adalah pernyataan
satu hal yang spesifik
-
Harus se-kongkrit mungkin untuk
memudahkan pengukuran
-
Kriteria cukup besar atau dapat diukur,
-
Hasilnya dapat dilihat, didengar dan,
-
Kriteria menggunakan kata – kata positif
tidak sebaliknya.
3. Penentuan
rencana tindakkan
Dalam
membuat rencana tindakkan perawat harus mengetahui juga tentang instruksi atau
perintah tindakkan keperawatan apa yang akan dilakukan dari perawat primer
(Pembuat asuhan keperawatan ).
Dalam
penentuan rencana tindakkan terdapat beberapa intruksi tindakan keperawatan
yang merupakan suatu tindakan yang menunjukan perawatan dan pengobatan khusus,
dimana perawat mempunyai kewenangan untuk melakukan tindakan pada pasien
tertentu. Perawatan dan pengobatan dirancang untuk mambantu pencapaian satu
atau lebih dari tujuan perawatan sehingga dapat mengurangi, mencegah, atau
menghilangkan dari masalah pasien.
Tipe
Intruksi Perawatan dalam Rencana Tindakan
1. Tipe
Diagnostik
Tipe
ini menilai kemungkinan klien ke arah pencapaian kriteria hasil dengan
observasi secara langsung.
2. Tipe
Teurapetik
Menggambarkan
tindakan yang dilakukan oleh perawat secara langsung untuk mengurangi,
memperbaiki dan mencegah kemungkinan masalah.
3. Tipe
Penyuluhan
Dipergunakan
untuk meningkatkan perawatan diri pasien
dengan membantu klien untuk memperoleh tingkah laku individu yang mempermudah
pemecahan masalah.
4. Tipe
Rujukan
Menggambarkan
peran perawat sebagai koordinator dan manager dalam perawatan klien dalam
anggota tim kesehatan.
Tahap
Pelaksanaan
Dalam
tahap ini perawat harus mengetahui berbagai hal diantaranya bahaya – bahaya
fisik dan perlindungan pada klien, teknik komunikasi, kemampuan dalam prosedur
tindakan pemahaman tentang hak – hak dari pasien serta dalam memahami tingkat
perkembangan pasien. Dalam pelaksanaan rencana tindakan terdapat dua jenis
tindakan yaitu tindakan jenis mandiri, dan tindakan jenis kolaborasi.
Tahap
Evaluasi
Evaluasi
merupakan tahap terakhir dari proses keperawatan dengan cara melakukan
identifikasi sejauh mana tujuan dari rencana perawatan tercapai atau tidak.
Dalam melakukan evaluasi perawat seharusnya memiliki pengetahuan dan kemampuan
dalam memahami respons terhadap intervensi keperawatan, kemampuan menggambarkan
kesimpulan tentang tujuan yang dicapai serta kemampuan dalam menghubungkan
tindakan pada kriteria hasil. Pada tahap evaluasi ini terdiri dari dua kegiatan
yaitu kegiatan yang dilakukan dengan mengevaluasi selama proses perawatan
berlangsung atau menilai dari respons kliem disebut evaluasi proses, dan
kegiatan melakukan evaluasi dengan target tujuan yang diharapkan disebut
sebagai evaluasi hasil.
Jenis
Evaluasi
1. Evaluasi
Formatif; menyatakan evaluasi yang dilakukan pada saat memberikan intervensi
dengan respons segera.
2. Evaluasi
Sumatif; merupakan rekapitulasi dari hasil dan analisis status pasien pada
waktu tertentu berdasarkan tujuan yang direncanakan pada tahap perencanaan.
Disamping itu, evaluasi merupakan alat ukur suatu tujuan yang mempunyai
kriteria tertentu yang membuktikan apakah tujuan tercapai, tidak tercapai atau
tercapai sebagian.
-
Tujuan tercapai; klien menunjukan
perubahan dan kemajuan yang sesuai dengan kriteria yang ditetapkan.
-
Tujuan tercapai sebagian; tujuan tidak
tercapai keseluruhan sehingga masih perlu dicari berbagai masalah atau
penyebabnya.
-
Tujuan tidak tercapai;tidak menunjukan
adanya perubahan ke arah kemajuan sebagaimana kriteria yang diharapakn.
BAB
III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan.
Proses
keperawatan merupakan cara yang sistematis yang dilakukan oleh perawat bersama
klien dalam menentukan kebutuhan asuhan keperawatan dengan melakukan
pengkajian, menentukan diagnosis, merencanakan tindakan yang akan dilakukan,
melaksanakan tindakan serta mengevaluasi hasil asuhan yang telah diberikan
dengan berfokus pada klien, berorientasi pada setiap tahap saling terjadi
ketergantungan dan saling berhubungan (A.Aziz Alimul Hidayat,2007).
Pelaksanaan
proses keperawatan sebagai alat bagi perawat dalam melaksanakan tugas, wewenang
dan tanggung jawab pada pasien, mengalami beberapa perubahan dalam
perkembangannya, yang diawali adanya tindakan keperawatan yang berdasarkan
instruksi medis bukan lagi berdasarkan metode ilmiah keperawatan (melalui
proses keperawatan).
Proses Keperawatan Itu Penting karena Bila digunakan sebagai alat dalam melaksanakan praktek
keperawatan, proses keperawatan dapat membantu meningkatkan kualitas pelayanan
keperawatan. Tanpa cara pendekatan yang sistematis dalam memberikan pelayanan
keperawatan, akan terjadi kekurangan atau duplikasi dalam melaksanakan
tindakan. Dengan menggunakan rencana keperawatan akan membantu mengurangi
masalah ini, dan menjadi pedoman dalam memberikan pelayanan keperawatan bagi
pasien tertentu, sebagaimana seorang dokter memformulasikan rencana medis dalam
memberikan pengobatan secara konsisten, bertanggung jawab atas penatalaksanaan
medis.
Tujuan
dari Proses Keperawatan menurut A.Aziz Alimul Hidayat, 2007
ü Dapat
mengidentifikasi berbagai kebutuhan dasar manusia yang dibutuhkan.
ü Dapat
menentukan diagnosis keperawatan yang ada pada manusia setelah dilakukan
identifikasi.
ü Dapat
menentukan rencana tindakan yang akan dilakukan setelah diagnosis ditegakkan.
ü Dapat
melaksanakan tindakan keperawatan setelah direncanakan.
ü Dapat
mengetahui perkembangan pasien dari berbagai tindakan yang telah dilakukan,
untuk menentukan tingkat keberhasilan.
Berdasarkan pandangan beberapa ahli
tentang proses keperawatan, terdapat beberapa komponen yang dapat disimpulkan
dengan melalui tahapan proses keperawatan di antaranya tahap pengkajian, tahap
diagnosis keperawatan, tahap perencanaan, tahap pelaksanaan serta tahap
evaluasi.
3.2 Saran
Bagi
mahasiswa keperawatan diharapakan mampu memahami dan menerapkan proses
keperawatan sebagai dasar professional perawat dalam kehidupan sehari-hari maupun nanti pada saat praktek
di lapangan.
DAFTAR
PUSTAKA
Aziz Alimul Hidayat (2007),Pengantar Konsep Dasar Keperawatan,Salemba Medika,Jakarta.
(http://www.bookoopedia.com/daftar-buku/pid-20488/kebutuhan-dasar-manusia-dan-proses-keperawatan-edisi-3.html
di akses tanggal 16 Maret 2014 Pukul 09.05)
(http://belajar90.blogspot.com/2009/04/mengingat-lagi-proses
keperawatan.html diakses tanggal 16 Maret 2014 Pukul 09.15
WIB )
(http://yenibeth.wordpress.com/2008/05/31/proses-keperawatan-introduction-1/
di akses pada tanggal 16 Maret 2014 Pukul 09.20 WIB)
0 komentar:
Posting Komentar