Blog ini di buat untuk sekedar share ilmu khususnya ilmu keperawatan yang telah saya dapatkan dari berbagai sumber. Mungkin masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam materi yang di posting di blog ini untuk itu mohon masukan dan kritikannya dan jangan lupa kalau copas disertakan yah url blognya sebagai referensi hehehe. (Semoga bermanfaat).

Sabtu, 01 Agustus 2015

TEORI DAN MODEL KEPERAWATAN

- 0 komentar

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Keperawatan sebagai bagian integral pelayanan kesehatan merupakan  suatu bentuk  pelayanan professional yang didasarkan pada ilmu keperawatan. Pada perkembangannya  ilmu keperawatan selalu mengikuti perkembangan ilmu lain, mengingat ilmu keperawatan merupakan ilmu terapan yang selalu berubah mengikuti perkembangan zaman. Demikian juga dengan pelayanan keperawatan di Indonesia, kedepan diharapkan harus mampu memberikan pelayanan kepada masyarakat secara profesional sesuai dengan tuntutan kebutuhan masyarakat serta teknologi bidang  kesehatan yang senantiasa berkembang. Pelaksanaan asuhan keperawatan di sebagian besar  rumah sakit Indonesia umumnya telah menerapkan pendekatan ilmiah melalui proses keperawatan. 
Profesi keperawatan adalah profesi yang unik dan kompleks.Dalam melaksanakan prakteknya, perawat harus mengacu pada model konsep dan teori keperawatan yang sudah dimunculkan.Konsep adalah suatu ide dimana terdapat suatu kesan yang abstrak yang dapat diorganisir dengan smbol-simbol yang nyata, sedangkan konsep keperawatan merupakan ide untuk menyusun suatu kerangka konseptual atau model keperawatan.
Teori adalah sekelompok konsep yang membentuk sebuah pola yang nyata atau suatu pernyataan yang menjelaskan suatu proses, peristiwa atau kejadian yang didasari fakta-fakta yang telah di observasi tetapi kurang absolut atau bukti secara langsung.Yang dimaksud teori keperawatan adalah usaha-usaha untuk menguraikan atau menjelaskan fenomena mengenai keperawatan. Teori keperawatan digunakan sebagai dasar dalam menyusun suatu model konsep dalam keperawatan,dan model konsep keperawatan digunakan dalam menentukan model praktek keperawatan. Berikut ini adalah ringkasan beberapa teori keperawatan yang perlu diketahui oleh para perawat profesional sehingga mampu mengaplikasikan praktek keperawatan yang didasarkan pada keyakinan dan nilai dasar keperawatan.

B.     Rumusan Masalah
·         Apa karakter teori keperawatan?
·         Faktor apa saja yang mempengaruhi teori keperawatan?
·         Apa tujuan dari teori keperawatan?

C.    Tujuan
·         Mengetahui karakter teori keperwatan
·         Mengetahui factor yang mempengaruhi teori keperawatan
·         Mengetahui tujuan dari teori keperawatan




BAB II
PEMBAHASAN

A.    Karakteristik Teori Keperawatan
Teori keperawatan selain digunakan untuk menyusun suatu model yang berhubungan dengan konsep keperawatan, juga mempunyai karakteristik diantaranya :
1.      Teori keperawatan mengidentifikasi dan menjabarkan konsep khusus yang berhubungan dengan hal- hal nyata dalam keperawatan. Sehingga teori keperawatan didasarkan pada kenyataan-kenyataan yang ada di alam.
2.      Teori keperawtan juga digunakan berdasarkan alas an-alasan yang sesuai dengan kenyataan yang ada.
3.      Teori harus konsisten sebagai dasar-dasar dalam mengembangkan model konsep keperawatan.
4.      Dalam menunjang aplikasi, teori harus sederhana dan sifatnya umum sehingga dapat digunakan pada kondisi apapun dalam praktek keperawatan.
5.      Teori dapat digunakan sebagai dasar dalam penelitian keperawatan  sehingga dapat digunakan dalam pedoman praktek keperawatan.
Dalam perkembangan teori keperawatan saat ini terdapat beberapa pandangan yang dapat mempengaruhi teori keperawatan itu sendiri di antaranya: filisofi dari Florence Nigtingale, kebudayaan, system pendidikan, serta pengembangan ilmu keperawatan.
1.      Filisofi Florence Nigtingale
Florence merupakan salah satu pendiri yang meletakan dasar-dasar teori keperawatan yang melalui filosofi keperawatan yaitu dengan mengidentifikasi peran perawat dalam menemukan kebutuhan dasar manusia pada klien serta pentingnya pengaruh lingkungan di dalam perawatan orang yang sakit yang di kenal teori lingkungannya. Selain Florence juga juga membuat standar pada pendidikan keperawatan serta standar pelaksanaan asuhan keperawatan yang efisien. Beliau juga membedakan praktek keperawatan dengan kedokteran dan perbedaan perawatan pada orang yang sakit dengan yang sehat.
2.      Kebudayaan
      Kebudayaan yang mempunyai pengaruh dalam perkembangan teori-teori keperawatan diantaranya dengan adanya pandangan bahwa dalam memberikan pelayanan keperawatan akan lebih baik dilakukn oleh wanita karena mempunya jiwa yang sesuai dengan kebutuhan perawat, akan tetapi perubahan identitas dalam proses telah berubah seiring dengan perkembangan  keperewatan sebagai profesi yang mandiri, demikian juga dahulu budaya budaya perawat langsung di bawah pengawasan dokter, dengan berjalannya dan di akuinya keperawatan sebagai profesi mandiri, maka hak dan otonomi keperawatan telah ada sehingga peran perawat dengan dokter bukan di bawah pengawasan langsung akan tetapi sebagai mitra kerja yang sejajar dalam menjalankan tugas sebagai tim kesehatan.
3.   System pendidikan
Pada system pendidikan telah terjadi perubahan besar dalam perkembangan teori keperawatan. Dahulu pendidikan keperawatan belum mempunyai system dan kurikulum keperawatan yang jelas, akan  tetapi sekarang keperawatan telah mempunyai system pendidikan keperawatan yang terarah sesuai dengan kebutuhan rumah sakit sehingga teori-teori keperawatan juga berkembang dengan orientasi pada pelayanan keperawatan.
4.   Pengembangan ilmu keperawatan
Pengembangan ilmu keperawatan di tandai dengan adanya pengelompokan ilmu keperawatan dasar menjadi ilmu keparawatan klimik dan ilmu keperawatan komunitas yang merupakan cabang ilmu keperawatan yang terus berkembang dan tidak menutup kemungkinan pada tahun-tahun yang akan datang aka nada cabang ilmu keperawatan yang khusus atau subspesialisasi yang diakui sebagai bagian ilmu keparawatan sehingga teori-teori keperawatan dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan atau lingkup bidang ilmu keperawatan.

B.     Faktor Pengaruh Teori Keperawatan
1.      Filosofi Florence Nigtingale  
Florence merupakan salah satu pendiri yang meletakkan dasar-dasar teori keperawatan yang melalui filosofi keperawatan yaitu dengan mengidentifikasi peran perawat dalam menemukan kebutuhan dasar manusia pada klien serta pentingnya pengaruh lingkungan di dalam perawatan orang yang sakit yang dikenal dengan teori lingkungannya. Selain Florence juga membuat standar pada pendidikan keperawatan serta standar pelaksanaan asuhan keperawatan yang efesien.Beliau juga membedakan praktek keperawatan dengan kedokteran dan perbedaan perawatan pada orang yang sakit dengan yang sehat.
2.  Kebudayaan
 Kebudayaan juga mempunyai pengaruh dalam perkembangan teori-teori keperawatan diantaranya dengan adanya pandangan bahwa dalam memberikan pelayanan keperawatan akan lebih baik dilakukan oleh wanita karena wanita mempunyai jiwa yang sesuai dengan kebutuhan perawat, akan tetapi perubahan identitas dalam proses telah berubah seiring dengan perkembangan keperawatan sebagai profesi yang mandiri, demikian juga yang dahulu budaya perawat dibawah pengawasan langsung dokter, dengan berjalannya dan diakuinya keperawatan sebagai profesi mandiri, maka hak dan otonomi keperawatan telah ada sehingga peran perawat dan dokter bukan di bawah pengawasan langsung akan tetapi sebagai mitra kerja yang sejajar dalam menjalankan tugas sebagai tim kesehatan.
3.      Sistem Pendidikan
Pada sistem pendidikan telah terjadi perubahan besar dalam perkembangan teori keperawatan. Dahulu pendidikan keperawatan belum mempunyai sistem dan kurikulum keperawatan yang jelas, akan tetapi sekarang keperawatan telah memiliki sistem pendidikan keperawatan yang terarah sesuai dengan kebutuhan rumah sakit sehingga teori-teori keperawatan juga berkembang dengan orientasi pada pelayanan keperawatan.
4.      Pengembangan Ilmu Keperawatan
Pengembangan ilmu keperawatan ditandai dengan adanya pengelompokan ilmu keperawatan dasar menjadi ilmu keperawatan klinik dan ilmu keperawatan komunitas yang merupakan cabang ilmu keperawatan yang terus berkembang dan tidak menutup kemungkinan pada tahun-tahun yang akan datang akan selalu ada cabang ilmu keperawatan yang khusus atau subspesialisasi yang diakui sebagai bagian ilmu keperawatan sehingga teori-teori keperawatan dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan  atau lingkup bidang ilmu keperawatan.

C.    Tujuan Teori Keperawatan
Teori keperawatan sebagai salah satu bagian kunci perkembangan ilmu keperawatan dan pengmbangan profesi keperawatan memiliki tujuan yang ingin dicapai diantaranya :
1.      Adanya teori keperawatan diharapkan dapat memberikan alasan-alasan tentang kenyataan-kenyataan yang di hadapi dalam pelayanan keperawatan, baik bentuk tindakan atau bentuk model praktek keperawatan sehingga berbagai masalah dapat teratasi.
2.      Adanya teori keperawatan membantu para anggota profesi perawat untuk memahami pegetahuan dalam pemberian asuhan keperawatan , kemudian dapat memberikan dasar dalam penyelesaian berbagai masalah keperawatan.
3.      Adanya teori keperawatan membantu proses penyelesaian .asalah dalam keperawatan dengan memberikan arah yang jelas bagi tujuan tindakan keperawatan, sehingg segala bentuk dan tindakan dapat dipertimbangkan.
4.      Adanya teori keperawatan juga dapat memberikan dasar dari asumsi dan filosofi keperawatan sehingga pengetahuan dan pemahaman dalam tindakan keperawatan dapat terus bertambah dan berkurang.

D.    Pandangan beberapa Ahli Tentang Model Konsep dan Teori Keperawatan
1.      Dorothea Orem
Pandangan teori orem dalam tatanan pelayanan keperawatan di tujukan kepada kebutuhan individu dalam melakukan tindakan keperawatan mandiri dalam kebutuhannya. Dalam konsep praktek keperawatan Orem mengembangkan bentuk teori slf care,diantaranya :
a.       Perawatan Perawatan Diri Sendiri (self care)
Orem mengemukakan bahwa self care meliputi :
1)      Self care sendiri, yang merupakan aktivitas dan inisiatif dari individu serta dilaksanakan individu itu sendiri dalam memenuhiserta mempertahankan kehidupan,kesehatan, dan kesejahteraan.
2)      Self care agency merupakan suatu kemampuan individu dalam melakukan perawatan diri sendiri, yang dapat dipengaruhi oleh usia perkembangan sosiokulturasi, kesehatan dll.
3)      Adanya tuntutan dan permintaan dalam perawatan diri sendiri, yang merupakan tindakan mandiri yang dilakukan dalam waktu tertentu untuk perawatan diri sendiri dengan menggunakan metode dan alat dalam tindakan yang tepat.
4)      Kebutuhan self care merupakan suatu tindakan yang ditujukan pada penyediaan dan perawatan diri sendiri yang bersifat Universal dan berhubungan dengan proses kehidupan manusia serta dalam upaya mempertahankan fungsi tubuh self care yang bersifat universal itu adalah aktivitas sehari-hari (ADL) dengan mengelompokan ke dalam kebutuhan dasar manusianya, sifat dari self care selanjutnay adalah untuk perkembangan kepercayaan diri serta ditujukan pada penyimpangan kesehatan yang memiliki ciri perawatan yang diberikan dalan kondisi sakit atau dalam penyembuhan.
b.      Self Care Defisit
Merupakan bagian penting dalam perawatan umum dimana segala perencanaan keperawatandiberikan pada saat perawat dibutuhkan yang dapat di terapkan pada uang belum dewasa, atau kebutuhan yang melebihi kemampuan serta adanya perkiraan penurunan kemampuan dalam perawatan dan penuntutan dalam peningkatan self care baik secara kualitas maupun kuantitas. Dalam pemenuhan perawatan diri serta membantu proses penyelesaian masalah, Orem memiliki metode untuk proses tersebut, diantaranya bertindak atau berbuat untuk orang lain, sebagi pembimbing orang lain, member support, meningkatkan pengembangan lingkungan pribadi serta mengajarkan atau mendidik pada orang lain.
Dalam praktek keperawatan Orem melakukan identifikasi kegiatan praktek dengan melibatkan pasiendan keluarga dalam pemecahan masalah, menentukan kapan dan bagaimana pasien memerlukan bantuan keperawatan, bertanggung jawab terhadap keinginan, permintaan, serta kebutuhan pasien, mempersiapkan bantuan secara teratur bagi pasien dan mengkoordinasi serta mengintegrasikan keperawatan dalam kehidupan sehari-hari pada pasien.
·         Teori system keperawatan Orem
      Merupakan teori yang menguraikan secara jelas bagaimana kebutuhan perawatan diri pasien terpenuhi oleh perawat atau pasien sendiri yang didasari Orem yaitu mengemukakan tentang pemenuhan kebutuhan diri sendiri kebutuhan pasien dan kemampuan pasien dalam melakukan perawatan mandiri. Dalam pandangan teori system ini Orem memberikan identifikasi dalam system pelayanan keperawatan diantaranya
1.      System bantuan secara penuh (wholly Compensatory System)
Merupakan suatu tindakan keperawatan dengan memberikan bantuan secara penuh pada pasien dikarenakan ketidakmampuan pasien dalam memenuhi tindakan perawatan secara mandiri yang memrlukan bantuan dalam pergerakan,pengontrolan dan ambulasi serta adanya manipulasi gerakan. Pemberian bantuan secara system ini dapat dilakukan pada orang yang tidak mampu melakukan aktivitas dengan sengaja seperti pada pasien koma pada pasien sadar dan mungkin masih dapat membuat suatu pengamatan dan penilaian tentang cedera atau masalah yang lain akan tetapi tidak mampu dalam melakukan yang memerlukan ambulasi atau manipulasi gerakan, seperti pada pasien yang praktur vetebrata dan pada pasien yang tidak mampu mengurus sendiri, membuat penilain serta keputusan dalam self carenya dan pasien tersebut masih mampu melakukan ambulasi dan mungkin dapat melakukan beberapa tidakan self care-nya melalui bimbingan secara continue seperti pada pasien retardasi mental.
2.       System bantuan sebagian (partially compensatory system)
Merupakan system dalam pemberian perawatan diri secara sebagian saja dan ditujukan kepada pasien yang memerlukan bantuan secara minimal seperti pada pasien yang post operasi abdomen di mana pasien ini memiliki kemampuan seperti cuci tangan , gosok gigi, cuci muka akan tetapi butuh pertolngan perawat dalam ambulasi dan melakukan perawatan luka.
3.      System suportif dan edukatif
Merupakan system bantuan yang diberikan pada pasien yang membutuhkan dukungan pendidikan dengan harapan pasien mampu memrlukan perawatan secara mandiri. System ini dilakukan agar pasien mampu melakukan tindakan eperawatan setelah dilakukan pembelajaran. Pemberian system ini dapat dilakukan pada pasien yang memerlukan informasi dalam pengaturan kelahiran.
Dalam pandangan tentang teori dan konsep keperawatan, orem mempunyai pandangan bahwa teori dan konsep dilakukan untuk merefleksikan antara individu dengan lingkungan, menggambarkan apa yang merekan lakukan, menggunakan kreasi dalam berpikir dan berkomunikasi, serta dalam melakukan perbuatan seharusnya sesuai dengan diri dan lingkungan sehingga dalam prakteknya Orem menggunakan langkah dalam keperawatan yang dibutuhkan, menganalisis dan menginterpretasikan dengan membuat keputusan, merancang system perawatan dengan merencanakan perawatan sesuai dengan system perawatan uang akan diberikan dalam memenuhi keteratasan perawatan diri sendiri mengatasi masalah keterbatasan serta mempertahankan dan menjaga kemampuan pasien dalam perawatan diri.
2.      Sister Calista Roy
Merupakan model dalam keperawatan yang menguraikan bagaimana individu mampu meningkatkan kesehatannya dengan cara mempertahankan perilaku secara adaftif serta mampu merubah perilaku yang mal adaftif. Sebagai individu dan makhluk holistic memiliki system adaptif yang selalu beradaptasi secara keseluruhan. Dalam memahami model konsep ini , CallistaRoy mengemukakan konsep keperawatan dengan model adaptasi yangmemiliki beberapa pandangan atau keyakinan serta nilai yang dimilikinya diantaranya :
a.       Manusia sebagai makhluk biologi, psikologi dan social yang selalu berinteraksi dengan lingkungannya.
b.      Untuk mencapai suatu hemeostatis atau terintegrasi, seseorang harus beradaptasi sesuai dengan perubahan yang terjadi.
c.       Terdapat tiga tingkatan adaptasi pada manusia yang dikemukakan oleh Roy diantaranya:
1)      Focal stimulasi yaitu stimulus yang langsung beradaptasi dengan seseorang dan akan mempunyai pengaruh kuat terhadap seorang individu.
2)      Konstektual stimulus, merupakan stimulus lain yang dialami seseorang, dan baik stimulus internal maupun eksternal, yang dapat memengaruhi, kemudian dilakukan observasi, diukur secara subjektif.
3)      Residual stimulus, merupakan stimulus lain yang merupakan cirri tambahan yang ada atau sesuai dengan situasi dalam proses penyesuaian dengan lingkungan yang sukar dilakukan observasi.
d.      System adaptasi memiliki 4 mode adaptasi diantaranya :
1)      Fungsi fisioligi komponen system adaptasi ini yang adaptasi fisioligis diantaranya oksigenasi, nutrisi, eleminasi, aktifita dan istirahat, integritas kulit, indera, cairan dan fungsi neurologis dan fungsi endoktrin;
2)      Konsep diri yang mempunyai pengrtian bagaimana seseorang mengenal pola-pola interaksi social yang berhubungan dengan orang lain;
3)      Fungsi peran merupakan proses penyesuaian yang berhubungan dalam bagaimana peran seseorang dalam mengenal pola-pola interaksi social dalam berhubunga dengan orang lain;
4)      Inter dependent merupakan kemampuan mengenal pola-pola tentang kasih saying, cinta yang dilakukan melalui hubungan secara interpersonal pada tingkat individu maupun kelompok.
e.       Proses penyesuaian diri individu harus meningkatkan energy agar mampu melaksanakan tujuan untuk kelangsungan kehidupan, perkembangn, reproduksi dan keunggulan sehingga proses ini memiliki tujuan untuk meningkatkan respon adaptif.
3.      Virginia Herderson
Model konsep keperawatan yang dijelaskan oleh Virgiana  adalan model konsep aktivitas sehari-hari dengan memberikan gambaran tugan perawat yaitu mengkaji individu baik yang sakit atau sehat dengan memberikan dukungan kepada kesehatan, penyembuhan serta agar meninggal dengan damai.
Pemahaman konsep tersebut dengan didasari keyakinan dan nilai yang dimilikinya diantaranya :
a.       Manusia akan mengalami perkembangan,pertumbuhan dan perkembangan dalam rentang kehidupan
b.      Dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari individu akan mengalami ketergantungan sejak lahir hingga menjadi mandiri pada dewasa yang dapat dipengaruhi okeh pola asuh, lingkungan dan kesehatan
c.       Dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari individu dapat dikelompokan menjaditiga kelompok diantaranya terhambat dalam melakukan aktivitas, belum dapat melaksanakan aktivitas dan tidak dapat melakukan aktivitas.
Aktivitas sehari-hari yang disampaikan oleh handerson terseut adalan berikut aktivitas bernafas secara normal, aktivitas minum dan makan sesuai dengan kebutuhan aktivitas eleminasi secara normal, aktivitas bergerak dan memelihara postur tubuh aktivitas tidur dan istirahat, aktivitas membuka dan memakai pakaian, aktifitas mempertahankan suhu tubuh normal dengan berpakaian dan modifikasi lingkungan, aktivitas memelihara kebersihan tubuh dan berhias diri, mencegah kecelakaan dan bahaya, berkomunikasi, beribadah, bermain dan rekreasi. Bekerja, belajar, atau memuaskan keingintahuan.
4.      Betty Neuman
Model konsep yang dikemukakan oleh Betty Neumen ini adalah konsep healty care system yaitu model konsep yang menggambarkan aktivitas keperawatn yagn di tujukan kepada penekanan penurunan stress dengan memperkuat garis pertahanan diri secara fleksibel atau normal maupun resistan dengan sasaran pelayanan adalah komunitas.
Garis pertahanan diri pada komunitas tersebut meliputi garis pertahanan fleksibel yaitu ketersediaan dana pelayanan kesehatan, iklim, pekerjaan, dll. Garis pertahanan normal yang meliputi ketersediaan pelayanan, adanya perlindungan status nutrisi secara umum, tingkat pendapatan, rumah yang memenuhi syarat kesehatan dan sikap masyarakat terhadap kesehatan dan garis pertahanan resistan yang meliputi adanya ketersediaan pelayanan kesehatan, tingkat pendidikan masyakrakat, transportasi, tempat rekreasi dan cakupan dari imunisasi di daerah yang ada. Intervensi keperawatan di arahkan pada garis pertahanan dengan penggunaan pencegahan primer, sekunder dan tersier. Model ini bertujuan agar terjadi stabilitas klien dan keluarga dalam lingkungan yang dinamis. Sehingga Betty Nouwman menggambarkan peran perawat dapat bersifat menyeluruh dan saling ketergantungan (interdependensi).
Betty Nouwman dalam memahami konsep keperawatan ini memiliki dasar pemikiran yang terkait dengan komponen paradigma yaitu memandang manusia sebagai suatu system terbuka yang selalu mencari keseimbangan dan merupakan satu kesatuan dari variable yang utuh diantaranya : fisiologis. Psikologis,  sosiokultural, dan spiritual, juga memandang pelayanan keperawatan akan dipengaruhi lingkungan sekitar klien serta memandang sehat sebagai kondisi terbebasnya dari gangguan pemenuhan kebutuhan dan merupakan keseimbangan  yang dinamis dari menghindari stressor.
Secara umu focus dari model konsep keperawatan menurut Neuman ini berfokkus pada respons stressor serta factor-faktor yang mempengaruhi adaptasi pada pasien. Untuk itu tindakan yang seharusnya dilakukan menurut Neuman adalah mencegah atau mengurangi adanya reaksi tubuh akibat stressor. Upaya ersebut dapat juga dikatakan pencegahan primer, sekunder dan tersier.
Pencgahan primer dapat meliputi berbagai tindakan keperawatan untuk mengidentifikasi adanya stresseor, mencegah reaksi tubuh akibat stressor serta mendukung koping pada pasien secara konstruktif. Pencegahan sekunder menurut Neuman meliputi berbagai tindakan perawatan yang dapat mengurangi atau menghilangkan gejala penyakit serta reaksi tubuh lainnya karena adanya stressor dari pencegahan tersier dapat meliputi pengobatan secara rutin dan teratur serta pencegahan terhadap adanya kerusakan lebih lanjut dari komplikasi sebuah penyakit. Upaya pencegahan tersebut dipentingkan dengan adanya pendidikan kesehatan dan pemeliharaan kesehatan.
5.      Jean Waston
Jean Waston dalam memahami konsep keperawatan terkenal dengan teori pengetahuan manusia dan merawat manusia. Tolak ukur pandangan Waston ini memahami bahwa manusia memiliki empat cabang kebutuhan manuisa yang saling berhubungan diantaranya kebutuhan dasar biofisikial (kebutuhan untuk hidup) yang meliputi kebutuhan cairan dan makanan, kebutuhan eliminasi dan ventilasi, kebuthan psikofisikial(kebutuhan fungsional) yang meliputi kebutuhan aktivitas dan istirahat, kebutuhan seksual, kebutuha psikososial (kebutuhan untuk integrasi) yang meliputi kebutuhan untuk berprestasi, kebutuhan organisasi, dan kebutuhan intra dan interpersonal (kebutuhan untuk pengembangan) yaitu kebutuhan aktualisasi diri.
Berdasarkan empat kebutuhan tersebut, Jean Waston memahami bahwa manusia adalah makhluk yang sempurna yang memiliki berbagai macam ragam perbedaan, sehinga dalam upaya mencapai kesehatan, manusia seharusnya dalam keadaan sejahtera baik fisik, muntal dan spiritual karena sejahtera merupakan keharmonisan antara pikiran, badan dan jiwa sehingga untuk mencapai keadaan tersebut keperawatan harus berperan dalam meningkatkan status kesehatan, mencegah terjadinya penyakit, mengobati berbagai penyakit, dan penyembuhan kesehatan dan fokusnya pada peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit.


6.      King
King memahami model konsep dan teori keperawatan dengan menggunakan pendekatan system terbuka dalm ubungan interaksi yang konstan dengan lingkungan, sehingga King mengemukakan dalam model konsep interaksi.
Dalam mencapai hubungan interaksi, King mengemukakan konsep kerjanya yang meliputi adanya system personal, interpersonal dan system social yang saling berhubungan yansatu dengan yang lain, yang dapat di gambarkan sebagai berikut :
Menurut King system personal merupakan system terbuka di mana di dalamnya terdapat persepsi, adanya pola tumbuh kembang, gambaran tubuh, ruang dan waktudan individu dan lingkungan, kemudian hubungan interpersonal merupakan suatu hun\bungan antara perawat dan pasien serta hubungan social yang mengandung arti bahwa suatu interaksi perawat dan pasien dalam menegakkan system social sesuai dengan situasi yang ada. Melalui dasar system tersebut maka King memandang manusia merupakan individu yang reaktif yakni yang beraksi terhadap situasi, orang dan objek. Manusia sebagai makhluk yang berorientasi terhadap waktu tidak lepas dari masa lalu dan sekarang yagn dapat mempengaruhi masa yang akan datang dan sebagai makhluk social manusia akan hidup bersama orang lain yang akan berinteraksi satu dengan yang lain.


7.      Peplau
Model konsep dan teori keperawatan yang dijelaskan oleh Hildegard Peplau ini menjelaskan tentang kemampuan dalam memahami diri sendiri dan orang lain yang menggunakan dasar hubungan antar manusia yang mencakup proses interpersonal, perawat-klien dan masalah kecemasan yang terjadi akibat sakit.
Proses interpersonal yang dimaksud antara perawat dnegan klien memiliki empat tahap, yaitu :
a.       Tahap Orientasi
Dimana perawat dank lien melakukan kontrak untuk membangun kepercayaan dan terjadi proses pengumpulan data
b.      Tahap Identifikasi
Peran perawat disini apakah sudah bertindak sebagai fasilisator yang memfasilitasi ekspresi perasaan klien serta melakukan asuhan keperawatan
c.       Tahap Eksplorasi
Perawat telah membantu klien dalam memberikan gambaran kondisi klien.
d.      Tahap Resolusi
Perawat berusaha untuk secara bertahap kepada klien untuk membebaskan diri dari ketergantungan kepada tenaga kesehatan dan menggunakan kemampuan yang dimilikinya agar mampu menjalankan secara sendiri.
Teori dan gagasan Peplau dikembangkan untuk memberikan bentuk praktik keperawatan psikiari. Penelitian keperawatan tentang kecemasan, empti, instrument perilaku dan instrument untuk mengevaluasi respon verbal dihasilkan dari model konseptual peplau.
8.      Johnson
Model konsep dan teori keperawatan menurut Johnson adalah dengan pendekatan system perilaki, dimna individu di pandang sebagai system perilaku yang ingin selalu mencapai keseimbangan dan stabilitas, baik di lingkkungan internal maupun eksternal juga memiliki keinginan dalam mengatur dan menyesuaikan dari pengaruh yang ditimbulkannya. Sebagai suatu system tersebut, diantara komponen sub system yang membentuk system perilaku menurut Johnson adalah :
a.       Ingestif yaitu sumber dalam memelihara integritas serta mencapai kesenangan dalam pencapaian pengakuan dari lingkungan.
b.      Achievement, merupekan tingkat pencapaian prestasi melalui keterampilan yang kreatif.
c.       Agresif, merupakan bentuk mekanisme pertahanan diri atau perlindungan dalam berbagai ancaman yang ada di lingkungan.
d.      Eliminasi, merupakan bentuk pengeluaran dalam segala sesuatu dari sampah atau barang yang tidak berguna secara biologis.
e.       Seksual, digunakan dalam pemenuhan kebutuhan saling mencintai dan di cintai.
f.       Gabungan/tambahan, merupakan bentuk pemenuhan tambahan dalam mempertahankan lingkungan yang kondusif dengan penyesuaian dalm kehidupan social, keamanan, dan kelangsungan hidup.
g.      Ketergantungan, merupakan bagian yang membentuk system perilaku dalam mendapatkan bantuan, kedamaian, keamanan, serta kepercayaan.
Berdasarkan subsistem tersebut di atas, maka akan terbentuk sebuah system perilaku individu, sehingga Johnson memilki pandangan bahwa dalam mengatasi permasalahan tersebut harus dapat berfungsi sebagai pengatur agar dapat menyeimbangkan system perilaku tersebut. Klien dalam hal ini adalh manusia yang mendpat bantan perawatan dengan keadaan terancam atau potensial oleh kesakitan atau ketidakseimbangan penyesuain dengan lingkungan. Status kesehatan ingin dicapai adalah meraka yang mampu berprilaku untuk memelihara keseimbangan atau stabilita dengan lingkungan.
9.      Martha E. Rogers
Pendapat Martha dikenal dengan nama manusia sebagai unit. Dalam memahami konsep model dan teori ini, Marth berasumsi bahwa manusia adalah satu kesatuan yang utuh, memiliki sifat dan karate yang berbeda-beda. Dalam proses kehidupan manusia yang dinamis, manusia selalu berinteraksi dengan lingkungan yang saling mempengaruhi dan dipengaruhi, serta pada proses kehidupan manusia setiap individu akan berbeda satu dengan yang lain dan manusia diciptakan dengan karakteristik dan keunikan tersendiri.
      Asumsi tersebut didasarkan pada kekekuatan yang berkembang secara alamiah yaitu keutuhan manusia dan lilngkungannya, kemudian system ketersediaan sebagai suatu kesatuan yang utuh serta proses kehidupan manusia berdasarkan konsep hemeodinamik yang terdiri dari integritas,resonansi dan helicy.
a.       Integritas , berarti individu sebagai satu kesatuan dengan lingkungan yang tidak dapat di pisahkan, dan salig memengaruhi satu dengan yang lain.
b.      Resonansi, mengandung arti bahwa proses kehidupan antara individu dengan lingkungan berlangsung dengan berirama dengan frekuensi yang bervariasi.
c.       Helicy, merupakan proses terjadinya interaksi antara manusia dengan lingkungan akan terjadi perubahan baik perlahan-lahan maupun berlangsung dengan cepat.













BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Karakteristik teori keperawatan antara lain :
      Mengidentifikasi dan menjabarkan konsep khusus yang berhubungan dengan hal- hal nyata dalam keperawatan.
      Digunakan berdasarkan alasan-alasan yang sesuai dengan kenyataan yang ada.
      Harus konsisten sebagai dasar-dasar dalam mengembangkan model konsep keperawatan.
      Dalam menunjang aplikasi, teori harus sederhana dan sifatnya umum
      Dapat digunakan sebagai dasar dalam penelitian keperawatan.
Faktor yang mempengaruhi teori keperawatan:
      Filosofi Florence Nigtingale
      Kebudayaan
      Sistem Pendidikan
      Pengembangan Ilmu Keperawatan
Tujuan Teori Keperawatan:
·         Diharapkan dapat memberikan alasan-alasan tentang kenyataan-kenyataan yang di hadapi dalam pelayanan keperawatan
·         Membantu para anggota profesi perawat untuk memahami pegetahuan dalam pemberian asuhan keperawatan
·         Membantu proses penyelesaian masalah dalam keperawatan
·         Memberikan dasar dari asumsi dan filosofi keperawatan


B.     Saran

Diharapkan  mahasiswa dapat mengetahui/menguasai  tentang Model, konsep dan  teori keperawatan menurut para ahli dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
[Continue reading...]
 
Copyright © . BEING AS NURSE - Posts · Comments
Theme Template by BTDesigner · Powered by Blogger