BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Setiap makhluk hidup di bumi diciptakan berdampingan
dengan alam, karena alam sangat penting untuk kelangsungan makhluk hidup.
Karena itu setiap makhluk hidup, khususnya manusia harus dapat menjaga
keseimbangan alam. Untuk dapat menjaga keseimbangan alam dan untuk dapat
mengenali perubahan lingkungan yang terjadi, Tuhan memberikan indera kepada
setiap makhluk hidup.
Indera ini berfungsi untuk mengenali setiap perubahan
lingkungan, baik yang terjadi di dalam maupun di luar tubuh. Indera yang ada
pada makhluk hidup, memiliki sel-sel reseptor khusus. Sel-sel reseptor inilah
yang berfungsi untuk mengenali perubahan lingkungan yang terjadi. Berdasarkan
fungsinya, sel-sel reseptor ini dibagi menjadi dua, yaitu interoreseptor dan
eksoreseptor.
Interoreseptor ini berfungsi untuk mengenali perubahan-perubahan
yang terjadi di dalam tubuh. Sel-sel interoreseptor terdapat pada sel otot,
tendon, ligamentum, sendi, dinding pembuluh darah, dinding saluran pencernaan,
dan lain sebagainya. Sel-sel ini dapat mengenali berbagai perubahan yang ada di
dalam tubuh seperti terjadi rasa nyeri di dalam tubuh, kadar oksigen menurun,
kadar glukosa, tekanan darah menurun/naik dan lain sebagainya.
Eksoreseptor adalah kebalikan dari interoreseptor,
eksoreseptor berfungsi untuk mengenali perubahan-perubahan lingkungan yang
terjadi di luar tubuh. Yang termasuk eksoreseptor yaitu: (1) Indera penglihat
(mata), indera ini berfungsi untuk mengenali perubahan lingkungan seperti
sinar, warna dan lain sebagainya. (2) Indera pendengar (telinga), indera ini
berfungsi untuk mengenali perubahan lingkungan seperti suara. (3) Indera peraba
(kulit), indera ini berfungsi untuk mengenali perubahan lingkungan seperti
panas, dingin dan lain sebagainya. (4) Indera pengecap (lidah), indera ini
berfungsi untuk mengenal perubahan lingkungan seperti mengecap rasa manis,
pahit dan lain sebagainya. (5) Indera pembau (hidung), indera ini berfungsi
untuk mengenali perubahan lingkungan seperti mengenali/mencium bau. Kelima
indera ini biasa kita kenal dengan sebutan panca indera.
1.2 Rumusan
Masalah
1. Bagaimana struktur dan fungsi telinga
luar,eksternal dan telinga tengah ?
2. Bagaimana faal pendengaran ?
3. Bagaimana faal keseimbangan ?
4. Bagaimana organ penghidu dan jalur pernafasan olfaktori sampai di otak ?
5. Seperti apa struktur pengecap dan pembau ?
6. Bagaimana praktikum pendengaran dan keseimbangan ?
2. Bagaimana faal pendengaran ?
3. Bagaimana faal keseimbangan ?
4. Bagaimana organ penghidu dan jalur pernafasan olfaktori sampai di otak ?
5. Seperti apa struktur pengecap dan pembau ?
6. Bagaimana praktikum pendengaran dan keseimbangan ?
1.3 Tujuan
Makalah
ini di buat dengan tujuan agar
mahasiswa, tenaga atau tenaga medis dapat memahami anatomi dan fisiologi system
panca indra serta untuk memenuhi salah satu tugas ilmu dasar keperawatan III.
1.4 Manfaat
Makalah ini di
buat oleh kami agar meminimalisir kesalahan dalam tindakan praktik keperawatan
yang di sebabkan oleh ketidak pahaman dalam anatomi fisiologi dalam sistem
system panca indra sehingga berpengaruh besar terhadap kehidupan klien.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1
Struktur dan fungsi telinga luar,eksternal dan
telinga tengah.
Telinga adalah suatu
organ kompleks dengan komponen-komponen fungsional penting, aparatus
pendengaran dan mekanisme keseimbangannya, terletak di dalam tulang temporalis
tengkorak. Sebagian besar telinga tidak dapat diperiksa secara langsung dan
hanya dapat diperiksa dengan tes-tes khusus.. Telinga terdiri dari:
1.
Telinga luar
2.
Telinga tengah
3.
Telinga dalam
1. Telinga Luar.
Telinga
luar terdiri atas:
Daun telinga
(pinna atau aurikula) yakni daun kartilago yang menangkap gelombang
bunyi dan menjalarkannya ke kanal auditori eksternal (meatus/Lubang
telinga), suatu lintasan sempit panjangnya 2,5 cm yang merentang dari aurikula
sampai membaran timpani (gendang telinga). Gendang telinga atau
membran timpani adalah perbatasan telinga tengah. Membran timpani berbentuk
kerucut dan dilapisi kulit pada permukaan eksternal dan membran mukosa
yang sesuai untuk menggetarkan gelombang bunyi secara mekanis.
2. Teling Tengah.
Telinga tengah, terletak di rongga
berisi udara dalam bagian petrosus tulang temporal. Pada bagian ini terdapat
saluran yang menghubungkan telinga tengah dengan faring yaitu tuba
eustachius (saluran eustachius). Saluran yang biasanya tertutup dapat
terbuka saat menguap, menelan, atau mengunyah. Saluran ini berfungsi untuk
menyeimbangkan tekanan udara pada kedua sisi membran timpani. Pada telinga
bagian tengah ini terdapat tulang-tulang pendengaran (osikel auditori), yang
dinamai sesuai bentuknya, terdiri dari:
·
Maleus (tulang martil)
·
Incus (tulang landasan/anvil)
·
Stapes (tulang sanggurdi)
Tulang-tulang ini mengarahkan
getaran dari membran timpani ke fenestra vestibuli, yang memisahkan
telinga tengah dan telinga dalam. Otot stapedius melekat pada stapes, yang
ukurannya sesuai dengan fenestra vestibuli oval, dan menariknya ke
arah luar. Otot tensor timpani melekat pada bagain pegangan maleus, yang berada
pada membran timmpani, dan menarik fenestra vestibuli ke arah dalam.
Bunyi yang keras mengakibatkan suatu refleks yang menyebabkan kontraksi kedua
otot yang berfungsi sebagai pelindung untuk meredam bunyi. Otot-otot ini
memungkinkan suara yang terlalu keras diredam sebelum mencapai telinga dalam.
Berkat mekanisme ini, kita mendengar suara yang cukup keras untuk mengguncang
sistem pada tingkat yang telah diredam. Otot-otot ini otot tak sadar, dan
bekerja otomatis sedemikian sehingga bahkan jika kita tertidur dan lalu ada
suara keras di samping kita, otot-otot ini segera mengerut dan mengurangi
kekuatan getaran yang mencapai telinga dalam.
3.
Telinga Dalam.
Telinga dalam
(interna) berisi cairan dan terletak dalam tulang temporal di sisi medial
telinga tengah. Telinga dalam terdiri dari dua bagian, yakni labirin tulang dan
labirin membrasona di dalam labirin tulang.
1. Labirin tulang
adalah ruang berliku berisi perilimfe, suatu cairan yang menyerupai cairan
serebrospinalis. Bagian ini melubangi bagian petrosus tulang temporal dan
terbagi menjadi 3 bagian:
(1). Vestibula adalah
bagian sentral labirin tulang yang menghubungkan saluran semisirkular dengan
koklea.
a)
Dinding lateral vestibula
mengandung fenestra vestibuli dan fenestra cochleae, yang
berhubungan dengan telinga tengah.
b)
Membran yang melapisi fenestra untuk
mencegah keluarnya cairan perilimfe.
(2). Rongga tulang
saluran semisirkular yang menonjol dari bagian posterior vestibula.
a)
Saluran semisirkular anterior dan
posterior mengarah pada bidang vertikal, di setiap sudut kanannya.
b)
Saluran semisirkular lateral terletak
horizontal dan pada sudut kanan kedua saluran di atas.
(3). Koklea mengandung
reseptor pendengaran.
2. Labirin membranosa
adalah serangkaian tuba berongga dan kantong yang terletak dalam labirin
tulang dan mengikuti kontur labirin tersebut. Bagian ini mengandung cairan
endolimfe, cairan yang menyerupai cairan interselular.
(1). Labirin mebranosa
dalam regia vestibula merupakan lokasi awal dua kantong,utrikulus dan sakulus
yang dihubungkan dengan duktus endolimpe sempit dan pendek.
(2). Duktus
semisirkular yang berisi endolimfe terletak dalam saluran semisirkular pada
labirin tulang yang mengandung perilimfe.
(3). Setiap duktus
semisirkular,utrikulus dan sakulus mengandung reseptor untuk ekuilibrium statis
(bagaimana cara kepala berorientasi terhadap ruang bergantung pada gaya
gravitasi) dan ekuilibrium dinamis (apakah kepala bergerak atau diam dan
kecepatan serta arah gerakan).
(4). Utrikulus
terhubung dengan duktus semisirkular; sedang sakulus terhubung dengan duktus
koklear dalam koklea.
KOKLEA
A. Koklea membentuk dua setengah putaran di sekitar inti tulang sentral, modiolus yang mengandung pembuluh darah dan serabut saraf cabang koklear dari sraf vestibulokoklear. Sekat membagi koklea menjadi tiga saluran terpisah.
A. Koklea membentuk dua setengah putaran di sekitar inti tulang sentral, modiolus yang mengandung pembuluh darah dan serabut saraf cabang koklear dari sraf vestibulokoklear. Sekat membagi koklea menjadi tiga saluran terpisah.
a. Duktus
koklear atau skala media yang merupakan bagian labirin membranosa yang
terhubung ke sakulus adalah saluran tengah yang berisi cairan endolimfe.
b. Dua
bagian labirin tulang yang terletak di atas dan di bawah skala media adalah
skala vestibuli dan skala timpani. Kedua skala tersebut mengandung cairan
perilimfe dan terus memanjang melalui lubang pada apeks koklea yang disebut
helikotrema.
1) Membran
Reissner (membran vestibuar) memisahkan skala media dari skala vestibuli yang
berhubungan dengan fenestra vestibuli.
2) Membran
basilar memisahkan skala media dari skala timpani yang berhubungan dengan
fenestra cochleae.
c. Skala media berisi organ Corti
yang terletak pada membran basilar.
1) Organ
Corti terdiri dari resptor, disebut sel rambut, dan sel penunjang yang menutupi
ujung bawah sel-sel rambut dan berada pada membran basilar.
2) Membran
tektorial adalah struktur gelatin seperti pita yang merentang di atas sel-sel
rambut.
3) Ujung
basal sel rambut bersentuhan dengan cabang bagian koklear saraf
vestibulokoklear. Sel rambut tidak memiliki akson dan langsung bersinanpsis
dengan ujung saraf koklear.
2.2 Faal
pendengaran.
Gelombang bunyi yang masuk ke dalam
telinga luar menggetarkangendang telinga. Getaran ini akan diteruskan oleh
ketiga tulang dengar ke jendela oval. Getaran Struktur koklea pada jendela oval
diteruskan ke cairanlimfa yang ada di dalam saluran vestibulum. Getaran cairan
tadi akanmenggerakkan membran Reissmer dan menggetarkan cairan limfa
dalamsaluran tengah. Perpindahan getaran cairan limfa di dalam saluran tengahmenggerakkan
membran basher yang dengan sendirinya akan menggetarkancairan dalam saluran
timpani. Perpindahan ini menyebabkan melebarnyamembran pada jendela bundar.
Getaran dengan frekuensi tertentu akanmenggetarkan selaput-selaput basiler,
yang akan menggerakkan sel-sel rambut ke atas dan ke bawah. Ketika
rambut-rambut sel menyentuh membran tektorial,terjadilah rangsangan (impuls).
Getaran membran tektorial dan membran basiler akan menekan sel sensori pada
organ Korti dan kemudian menghasilkan impuls yang akan dikirim ke pusat
pendengar di dalam otak melalui saraf pendengaran.
Tahapan
faal pendengaran :
1. Bunyi
masuk ke liang telinga dan menyebabkan gendang telinga bergetar.
2. Gendang
telinga bergetar oleh bunyi.
3. Getaran
bunyi bergerak melalui osikula ke rumah siput.
4. Getaran
bunyi menyebabkan cairan di dalam rumah siput bergetar.
5. Getaran
cairan menyebabkan sel rambut melengkung. Sel rambut menciptakan sinyal saraf
yang kemudian ditangkap oleh saraf auditori. Sel rambut pada salah satu ujung
rumah siput mengirim informasi bunyi nada rendah dan sel rambut pada ujung lain
mengirim informasi bunyi nada tinggi.
6. Saraf
auditori mengirim sinyal ke otak di mana sinyal ditafsirkan sebagai bunyi.
7. Gangguan
Indera Pendengaran
Ada dua jenis gangguan pendengaran
:
1. Gangguan
Konduktif
Biasanya terjadi akibat kelainan
telinga luar, seperti infeksi serumen, atau kelainan telinga tengah, seperti
otitis media atau otosklerosis. Pada keadaan seperti itu, hantaran suara
efisien suara melalui udara ke telinga dalam terputus. Dengan kata lain ketika
gelombang suara terhalang masuknya dari lubang telinga dan gendang telinga
menuju ke rumah siput ( koklea ) dan Saraf Pendengaran(Auditory Nerve).
2. Gangguan
Sensoris
Melibatkan kerusakan koklea atau
saraf vestibulokoklear. Selain kehilangan konduktsi dan sensori neural, dapat
juga terjadi kehilangan pendengaran campuran begitu juga kehilangan pendengaran
fungsional. Pasien dengan kehilangan suara campuran mengalami kehilangan baik
konduktif maupun sensori neural akibat disfungsi konduksi udara maupun konduksi
tulang. Kehilangan suara fungsional (atau psikogenik) bersifat inorganik dan
tidak berhubungan dengan perubahan struktural mekanisme pendengaran yang dapat
dideteksi biasanya sebagai manifestasi gangguan emosional.
Penyakit
pada Indera Pendengaran
·
Sakit Telinga
Sakit telinga sangat beragam
bentuknya. Bisa terasa berdenyut samar sampai seperti rasa menusuk yang sangat
ngilu. Sakit telinga dapat disebabkan oleh beberapa hal, yakni:
ü infeksi
di saluran telinga bagian luar;
ü infeksi
akut pada telinga bagian tengah;
ü peradangan
telinga bagian dalam (labyrinthitis) akibat infeksi viral;
ü hilangnya
keseimbangan tekanan udara antara bagian tengah dan luar telinga, biasanya
terjadi saat sedang demam atau hidung tersumbat (barotrauma);
ü penyumbatan
oleh kotoran telinga.
Semua kasus sakit telinga dapat
dihilangkan dengan meminum aspirin cair atau parasetamol dengan dosis sesuai
anjuran dokter. Selain itu, meletakkan sebotol air hangat pada telinga juga
dapat meredakan sakit.
·
Telinga Berdenging
Jika telinga mendenging, mendering,
atau mendesis, Anda mungkin mengalami suatu gejala yang dikenal
bernama tinnitus. Penyebab telinga berdenging antara lain:
ü hilangnya
keseimbangan tekanan udara antara bagian tengah dan luar telinga, biasanya saat
sedang demam atau hidung tersumbat (barotrauma);
ü obat-obatan
tertentu dapat menyebabkan efek samping berupa bunyi-bunyian di telinga;
ü kemasukan
serangga atau air juga dapat menyebabkan telinga terasa berdenging.
·
Penyakit Meniere
Penyakit meniere adalah penyimpangan
akibat meningkatnya jumlah cairan di dalam labyrin. Penyakit ini biasanya
dialami orang-orang setengah baya. Jika ini terjadi, Anda harus memeriksakannya
ke dokter.
·
Othematoma
Pada beberapa kasus kelainan pada
telinga terjadi kelainan yang disebut othematoma atau popular dengan sebutan
‘telinga bunga kol’, suatu kondisi dimana terjadi gangguan pada tulang rawan
telinga yang dibarengi dengan pendarahan internal serta pertumbuhan jaringan
telinga yang berlebihan (sehingga telinga tampak berumbai laksana bunga kol).
Kelainan ini diakibatkan oleh hilangnya aurikel dan kanal auditori sejak lahir,
atau yang disebut dengan encharta ensiklopedi.
·
Tuli
Ketulian, gangguan pendengaran terhadap
beberapa atau semua suara, dapat timbul berangsur-angsur dalam jangka waktu
tertentu. Bisa terjadi pada salah satu atau kedua telinga sekaligus. Ketulian
dapat disebabkan oleh infeksi telinga bagian luar atau tengah atau pun
penyumbatan saluran eustasio karena demam atau alergi.
Untuk gangguan pendengaran, Anda
dapat melakukan pengujian pendengaran dengan cara audiometri. Bagian pertama
tes ini adalah mengukur kemampuan mendengar suara yang diatur melalui udara.
Kedua, mengukur kemampuan mendengar suara-suara yang sama melalui tulang
kepala. Selain itu, dapat dilakukan tes hambatan akustik. Tes ini digunakan
untuk menentukan gerakan gendang telinga, yang mungkin melemah akibat kerusakan
di telinga bagian tengah. Suatu alat berisi pemancar suara dimasukkan ke
saluran telinga luar. Udara dipompakan melalui alat tadi dan kemampuan dari
gendang telinga untuk memantulkan suara dikirimkan oleh pemancar suara pada
berbagai tingkat tekanan udara. Dari hasil itu dapat ditentukan setiap
kelemahan pada gendang telinga dan kemungkinan penyebabnya.
·
Penyumbatan
Kotoran telinga (serumen) bisa
menyumbat saluran telinga dan menyebabkan gatal-gatal, nyeri serta tuli yang
bersifat sementara. Dokter akan membuang serumen dengan cara menyemburnya
secara perlahan dengan menggunakan air hangat (irigasi). Tetapi jika dari
telinga keluar nanah, terjadi perforasi gendang telinga atau terdapat infeksi
telinga yang berulang, maka tidak dilakukan irigasi.
Jika terdapat perforasi gendang
telinga, air bisa masuk ke telinga tengah dan kemungkinan akan memperburuk
infeksi. Pada keadaan ini, serumen dibuang dengan menggunakan alat yang tumpul
atau dengan alat penghisap. Biasanya tidak digunakan pelarut serumen karena
bisa menimbulkan iritasi atau reaksi alergi pada kulit saluran telinga, dan
tidak mampu melarutkan serumen secara adekuat.
·
Perikondritis
Perikondritis
adalah suatu infeksi pada tulang rawan (kartilago) telinga luar. Perikondritis
bisa terjadi akibat:
ü Cedera
ü Gigitan
serangga
ü pemecahan
bisul dengan sengaja.
Nanah akan terkumpul diantara
kartilago dan lapisan jaringan ikat di sekitarnya (perikondrium). Kadang nanah
menyebabkan terputusnya aliran darah ke kartilago, menyebabkan kerusakan pada
kartilago dan pada akhirnya menyebabkan kelainan bentuk telinga. Meskipun
bersifat merusak dan menahun, tetapi perikondritis cenderung hanya menyebabkan
gejala-gejala yang ringan.
Untuk membuang nanahnya, dibuat
sayatan sehingga darah bisa kembali mengalir ke kartilago. Untuk infeksi yang
lebih ringan diberikan antibiotik per-oral, sedangkan untuk infeksi yang lebih
berat diberikan dalam bentuk suntikan. Pemilihan antibiotik berdasarkan
beratnya infeksi dan bakteri penyebabnya. Ada banyak lagi gangguan yang terjadi
pada alat pendengaran kita ini, misalnya tumor, cedera, eksim, otitis dan lain-lain.
·
Radang telinga atau biasa disebut dengan
otitas media
Penyakit ini disebabkan karena virus
dan juga bakteri , sering menyerang anak kecil . Penyakit ini mempunyai
beberapa gejala yang diantaranya sakit pada daerah telinga, demam panas, dan
juga pendengaran agak sedikit berkurang. Telinga juga mengeluarkan nanah dan
kelainan ini dapat berbahaya karena bisa memecahkangendang telinga yang
selanjutnya mengakibatkan tuli.
·
Labirintitis
Labirintitis adalah gangguan
pada labirin di dalam telinga. Penyakit ini disebabkan oleh bebarapa
faktor yang di antaranya infeksi, gegar otak, dan juga alergi. Penyakit ini
memiliki beberapa gejala antara lain telinga berdengung, mual, muntah, vertigo,
dan pendengaran juga berkurang.
2.3 Faal Keseimbangan.
Indera keseimbangan merupakan indera
khusus yang terletak didalam telinga. Indera keseimbangan secara
struktural terletak dekat indera pendengaran, yaitu bagian belakang telinga
dalam yang membentuk strukur utrikulus dan sakulus, serta kanalis semirkularis.
·
Sakulus dan utrikulus
Alat
keseimbangan di dalam utrikulus dan sakulus terdiri dari sekelompok sel saraf
yang ujungnya berupa rambut bebas yang melekat padaotolith, yaitu butiran
natrium karbonat. Posisi kepala mengakibatkan desakan otolith pada rambut yang
menimbulkan impuls yang akan dikirim ke otak.
·
Kanalis semirkularis
Suatu
struktur yang terdiri atas 3 tulang setengah lingkaran, tersusun menjadi satu
kesatuan dengan posisi berlainan, yaitu ada yang horisontal, vertikal atas dan
vertikal belakang. Setiap kanalis berisi endolimfe, dan pada setiap pangkalnya
membesar disebut ampula, dan berisi reseptor keseimbangan yang disebut cristae
ampularis. Kelembaman endolimfe yang terdapat dalam kanalis semisirkularis akan
menyebabkan ia bergerak ke arah yang berlawanan dengan arah putaran sehingga
kita dapat merasakan adanya perubahan posisi tubuh.
Struktur-struktur
diatas berfungsi dalam pengaturan keseimbangan dari syaraf
otak VIII. Syaraf otak VIII mengandung dua komponen, yaitu
komponen pendengaran dan komponen keseimbangan.
ü Alat
keseimbangan
Alat ini berupa saluran setengah
lingkaran dan setiap saluran menggembung pada salah satu ujungnya yang disebut
ampula. Di dalam ampula terdapat reseptor yang berupa kelompok sel saraf
sensori yang memiliki rambut dalam tudung gelatin yang berbentuk kubah, disebut
kupula. Selain tiga saluran setengah lingkaran terdapat alat keseimbangan yuang
terletak di dalam utrikulus dan sakulus yang berupa sekelompok sel saraf yang
ujungnya berupa rambut bebas yang melekat pada otolit, yaitu bola- bola kalsium
karbonat yang ukurannya sangat kecil. Perubahan posisi kepala menyebabkan
otolit bergeser possisinya, akibatnya timbul impuls yang akan dikirim ke otak,
sehingga kita merasakan sedang miring atau tegak. Gerakan melingkar pada kepala
mengakibatkan terjadinya cairan limfe dan menggerakan otolit meskipun kita
sudah berhenti berputar. Akibatnya kita merasa pusing.
Keseimbangan
dibagi menjadi dua, yaitu keseimbangan statis dan keseimbangan dinamis.
·
Keseimbangan Statis
Keseimbangan statis ini merupakan
keseimbangan yang berhubungan dengan orientasi letak kepala (badan) terhadap
gravitasi bumi. Yang berperan pada keseimbangan statis ini adalah sakulus dan
ultrikulus( pada kanalis semi sirkularis).Bila kepala miring ke satu arah,
otolith yang berat akan tertauk ke bawah oleh gravitasi bumi, hal ini akan
menarik lapisan gelatin ke bwah yang kemudin merangsang sel-sel rambut. Impuls
keseimbangan ini kemudian dijalarkan melalui bagian vetibularis dari syaraf ke
VIII medula kemudian ke korteks otak.
·
Keseimbangan Dinamis
Keseimbangan ini merupakan suatu
upaya pertahanan keseimbangan tubuh terhadap gerakan-gerakan berbagai arah,
misalnya berputar, jatuh, percepatan, dsb. Bila kepala bergerak kesegala arah,
maka cairan didalam canalis semi sirkularis akan bergerak ke arah sebaliknya
sehingga akan menekukan cupula. Dengan demikian sel-sel rambut terangsang dan
timbul ilmpuls menuju syaraf ke VIII. Karena ketiga canalis semisircularis ini
letaknya saling tegak lurus maka gerakan kepala kesegala arah dapat terkontrol
oleh alat keseimbangan.
ü Gangguan
Keseimbangan
Masalah dengan keseimbangan terjadi
setiap kali ada gangguan di salah satu sistem vestibular, visual,
proprioceptive atau kognitif.Gejala gangguan keseimbangan mungkin termasuk
pusing, vertigo (berputar), ketidakseimbangan (off keseimbangan dan jatuh),
pre-syncope (headedness ringan).Kelainan dalam keseimbangan fungsi dapat
menunjukkan berbagai patologi dari penyebab seperti tekanan darah rendah ke
otak stroke atau tumor. Banyak istilah yang berbeda sering digunakan untuk
menggambarkan apa yang secara kolektif dikenal sebagai pusing. Deskripsi umum
termasuk kata-kata seperti pening, mengambang, pusing, pusing, bingung, tak
berdaya atau kabur. Vertigo, ketidakseimbangan dan Pre-syncope adalah istilah
yang digunakan oleh kebanyakan dokter.
1.
Vertigo
Vertigo adalah istilah medis khusus
yang digunakan untuk menjelaskan sensasi berputar atau memiliki ruang spin
tentang Anda. Kebanyakan orang menemukan vertigo sangat mengganggu dan laporan
terkait mual dan muntah.
2.
Ketidakseimbangan
Ketidakseimbangan adalah sensasi
yang kehilangan keseimbangan, dan paling sering ditandai oleh sering jatuh
dalam arah tertentu. Kondisi ini tidak sering dikaitkan dengan mual
atau muntah.
3.
Pre-syncope
Pre-syncope paling sering
digambarkan sebagai pening atau merasa lemah. Pingsan, sebaliknya, adalah
benar-benar pingsan.
4.
Motion sickness
Pernahkah anda naik wahana tornado
di dunia fantasi? apa yang Anda rasakan setelah naik wahana tersebut?apakah
Anda merasa pusing? atau ketika dalam perjalanan di laut, udara maupun darat
kadang-kadang terjadi semacam rasa mual, pusing, dan juga muntah-muntah. Orang
mengatakan ini adalah mabuk perjalanan atau biasa disebut dengan motion
sickness. Mabuk perjalanan ini merupakan gangguan pada fungsi keseimbangan. Hal
ini disebabkan oleh rangsangan yang terus menerus oleh gerakan atau
getaran-getaran yang terjadi selama perjalanan, baik darat, laut maupun udara.
Biasanya disertai dengan muka agak pucat, berkeringat dingin dan juga pusing.
ü Gangguan
keseimbangan yang berkaitan dengan indera pendengaran.
Penyebab pusing yang berkaitan
dengan telinga sering dicirikan oleh vertigo (berputar) dan mual. Nistagmus
(berkedip-kedip mata, berkaitan dengan VOR) sering terlihat pada pasien dengan
penyebab perifer akut pusing.
·
Jinak Paroxysmal posisional Vertigo
(BPPV) - penyebab paling umum vertigo. Biasanya digambarkan sebagai singkat,
intens sensasi berputar yang terjadi karena perubahan tertentu di posisi
kepala. Seorang individu mungkin mengalami BPPV ketika berguling ke kiri atau
kanan, setelah mendapatkan keluar dari tempat tidur di pagi hari, atau ketika
mencari objek di rak tinggi. Penyebab BPPV adalah kehadiran kristal normal tapi
tempatnya yang disebut otoconia. Otoconia biasanya ditemukan di utricle dan
saccule dan digunakan untuk merasakan gerakan. Ketika longgar kanal-kanal
semicircular, mereka dapat mengubah rasa gerakan, menyebabkan ketidaksesuaian
antara gerakan kepala yang sebenarnya dan informasi yang dikirim ke otak oleh
telinga dalam, ini dianggap sebagai berputar.
·
Labyrinthitis - batin telinga infeksi
atau peradangan yang menyebabkan pusing (vertigo) dan pendengaran.
·
Vestibular neuronitis - infeksi
vestibular saraf, umumnya virus, menyebabkan vertigo
·
Koklea neuronitis - infeksi saraf
cochlear, umumnya virus, menyebabkan tiba-tiba tuli tetapi tidak vertigo
·
Trauma - cedera tengkorak dapat
menyebabkan patah tulang atau gegar otak untuk organ keseimbangan. Dalam kedua
kasus cedera kepala akut akan sering mengakibatkan pusing dan tiba-tiba
kehilangan fungsi vestibular.
·
Penyakit Ménière - telinga dalam fluid
balance gangguan yang menyebabkan abadi episode vertigo berfluktuasi
pendengaran, tinnitus (dering atau mengaum di telinga), dan sensasi kepenuhan
di telinga. Penyebab penyakit Ménière tidak diketahui.
·
Perilimfe fistula - kebocoran cairan
telinga dalam dari telinga dalam. Ini dapat terjadi setelah cedera kepala,
operasi, tenaga fisik atau tanpa diketahui penyebab.
·
Canal unggul dehiscence syndrome -
keseimbangan dan mendengar gangguan yang disebabkan oleh perbedaan dalam tulang
temporal, menuju disfungsi Terusan yang unggul.
·
Bilateral diacak - kondisi yang
melibatkan kehilangan keseimbangan telinga dalam fungsi di kedua telinga. Ini
mungkin disebabkan oleh antibiotik tertentu, anti-kanker, dan obat-obatan lain
atau oleh bahan kimia seperti pelarut, logam berat, dll, yang gangguan; atau
penyakit seperti syphillis atau penyakit autoimun; atau penyebab lain.
ü Gangguan
keseimbangan yang berkaitan dengan otak
Otak berhubungan penyebab kurang
sering dikaitkan dengan (terisolasi vertigo) dan nistagmus tetapi masih dapat
menghasilkan tanda-tanda dan gejala yang meniru penyebab perifer.
Ketidakseimbangan ini sering ciri menonjol.
·
Degeneratif: usia terkait penurunan
fungsi keseimbangan
·
Menular: meningitis ensefalitis epidural
abses, sifilis
·
Sirkulasi: otak atau cerebellar iskemia
atau hypoperfusion, stroke, sindrom medullary lateral (Wallenberg's syndrome)
·
Autoimmune: Cogan sindrom
·
Struktural: Arnold-Chiari malformasi,
hidrosefalus
·
Sistemik: multiple sclerosis, penyakit
Parkinson
·
CNS atau neoplasms posterior, jinak atau
ganas
·
Lain - sana adalah sejumlah penyebab
lain pusing yang tidak berhubungan dengan telinga.
·
Mal de debarquement adalah kelainan
langka ketidakseimbangan yang disebabkan oleh sedang dalam sebuah kapal. Pasien
yang menderita dari kondisi ini mengalami rasa mabuk laut bahkan ketika mereka
turun kapal.
·
Mabuk - konflik antara masukan dari
berbagai sistem yang terlibat dalam keseimbangan menyebabkan sensasi yang tidak
menyenangkan. Untuk alasan ini memandang ke luar jendela mobil yang bergerak
jauh lebih menyenangkan daripada mencari di dalam kendaraan.
·
Migrain.
·
Racun, obat-obatan, obat-obatan.
2.4
Organ penghidu dan
jalur pernafasan olfaktori sampai di otak.
Rasa penciuman
diransang oleh gas yang terhirup ataupun oleh unsur-unsur halus.
Jika kita bernafas lewat hidung dan kita mencium bau suatu udara, udara yang kita hisap melewati bagian atas dari rongga hidung melalui konka nasalis.
Jika kita bernafas lewat hidung dan kita mencium bau suatu udara, udara yang kita hisap melewati bagian atas dari rongga hidung melalui konka nasalis.
Di dalam konka nasalis terdapat tiga pasang karang hidung
:
·
Konka nasalis superior
·
Konka nasalis media
·
Konka nasalis inferior
Bagian-bagian hidung
Hidung manusia
di bagi menjadi dua bagian rongga yang sama besar yang di sebut dengan nostril. Dinding
pemisah di sebut dengan septum, septum terbuat dari tulang yang sangat tipis.
Rongga hidung di lapisi dengan rambut dan membran yang mensekresi lendir
lengket.
1. Rongga hidung (nasal cavity) berfungsi untuk mengalirkan udara
dari luar ke tenggorokan menuju paru paru. Rongga hidung ini di hubungkan
dengan bagian belakang tenggorokan. Rongga hidung di pisahkan oleh
langit-langit mulut kita yang di sebut dengan palate. Di
rongga hidung bagian atas terdapat sel-sel reseptor atau ujung- ujung saraf pembau. Ujung-ujung saraf
pembau ini timbul bersama dengan
rambut-rambut halus pada selaput lendir yang berada di dalam rongga hidung bagian atas. dapat membau
dengan baik.
2.
Mucous
membrane, berfungsi menghangatkan udara dan
melembabkannya. Bagian ini membuat mucus (lendir atau ingus) yang berguna untuk
menangkap debu, bakteri, dan partikel-partikel kecil lainnya yang dapat merusak
paru-paru.
Mekanisme Penciuman
Bau yang masuk ke
dalam rongga hidung akan meransang saraf (nervus olfaktorius) dari bulbus
olfaktorius. Indera bau bergerak melalui traktus olfaktorius dengan peranteraan
stasiun penghubung pusat olfaktorius pada lobus temporalis di otak besar tempat
perasaan itu ditafsirkan.
Serabut-serabut
saraf penciuman terdapat pada bagian atas selapu lendir hidung.
Serabut-serabut olfaktori berfungsi mendeteksi rangsang zat kimia dalam
bentuk gas di udara (kemoreseptor). Mekanisme kerja indra penciuman sebagai
berikut.
Rangsang
(bau) > lubang hidung > epitelium olfaktori > mukosa olfaktori >
saraf olfaktori > talamus > hipotalamus > otak.
Kelainan pada Penciuman
Rasa penciuman akan
lemah, selaput lendir hidung kering basah, membengkak seperti influenza. Rasa
penciuman hilang sama sekali, karena ada komplikasi suatu cedera pada kepala. Usia
yang lebih dari 80 tahun, 75 % kemampuan penciuman terhadap bau terganggu.
Gangguan penciuman :
Gangguan penciuman :
·
Anosmia
·
Hiposmia
·
Disosmia
Deskriminasi Bau
Bau yang berbeda
dan menghasilkan pada ruang yang berbeda bau khusus, bergantung pada pola ruang
perangsangan reseptor dalam membran mukosa olfaktorius
Bila seseorang mencium bau yang paling tidak disukai, maka persepsi akan bau akan menurun dan kemudian berhenti.
Bila seseorang mencium bau yang paling tidak disukai, maka persepsi akan bau akan menurun dan kemudian berhenti.
2.5
Struktur pengecap dan pembau.
Struktur pengecap.
Lidah adalah kumpulan otot
rangka pada bagian lantai mulut
yang dapat membantu pencernaan makanan dengan mengunyah dan menelan. Lidah
dikenal sebagai indera pengecap yang banyak memiliki struktur tunas pengecap.
Menggunakan lidah, kita dapat membedakan bermacam-macam rasa. Lidah juga turut
membantu dalam tindakan bicara
Permukaan atas lidah penuh dengan tonjolan (papila).
Tonjolan itu dapat dikelompokkan menjadi tiga macam bentuk, yaitu bentuk
benang, bentuk dataran yang dikelilingi parit-parit, dan bentuk jamur. Tunas
pengecap terdapat pada parit-parit papila bentuk dataran, di bagian samping
dari papila berbentuk jamur, dan di permukaan papila berbentuk benang.
a. Bagian-bagian
lidah
Sebagian besar
lidah tersusun atas otot rangka yang terlekat pada tulang hyoideus,
tulang rahang
bawah dan processus
styloideus di tulang pelipis.
Terdapat dua jenis otot
pada lidah yaitu otot ekstrinsik dan intrinsik. Lidah memiliki permukaan yang
kasar karena adanya tonjolan yang disebut papila. Terdapat tiga jenis papila
yaitu:
1. Papila
filiformis berbentuk seperti benang halus.
2. Papila
sirkumvalata berbentuk bulat, tersusun seperti huruf V di belakang lidah.
Gambar Struktur lidah dan
pembagian daerah perasanya
Tunas pengecap
adalah bagian pengecap yang ada di pinggir papila, terdiri dari dua sel yaitu
sel penyokong dan sel pengecap. Sel pengecap berfungsi sebagai reseptor,
sedangkan sel penyokong berfungsi untuk menopang. Bagian-bagian lidah:
1. Bagian
depan lidah, fungsinya untuk mengecap rasa manis.
2. Bagian
pinggir lidah, fungsinya untuk mengecap rasa asin dan asam.
3. Bagian
belakang/pangkal, fungsinya untuk mengecap rasa pahit.
Lidah
memiliki kelenjar ludah, yang menghasilkan air ludah dan enzim amilase
(ptialin). Enzim ini berfungsi mengubah zat tepung (amilum) menjadi zat gula.
Letak kelenjar ludah yaitu: kelenjar ludah atas terdapat di belakang telinga,
dan kelenjar ludah bawah terdapat di bagian bawah lidah.
b. Cara
Kerja Lidah
Makanan atau
minuman yang telah berupa larutan di dalam mulut akan merangsang ujung-ujung
saraf pengecap. Oleh saraf pengecap, rangsangan rasa ini diteruskan ke pusat
saraf pengecap di otak. Selanjutnya, otak menanggapi rangsang tersebut sehingga
kita dapat merasakan rasa suatu jenis makanan atau minuman.
c. Kelaianan
pada lidah
1. Oral candidosis.
Penyebabnya adalah jamur yang disebut candida albicans.. gejalanya yaitu lidah
akan tampak tertutup lapisan putih yang dapat dikerok.
2. Atropic glossitis.
Lidah akan terlihat licin dan mengkilat baik seluruh bagian lidah maupun hanya
sebagian kecil. Penyebab yang paling sering biasanya adalah kekurangan zat
besi. Jadi banyak ditemukan pada penderita anemia.
3. Geografic tongue.
Gejalanya yaitu lidah seperti peta, berpulau-pulau. Bagian pulau itu berwarna
merah dan lebih licin dan bila parah akan dikelilingi pita putih tebal.
4. Fissured tongue.
Gejalanya yaitu lidah akan terlihat pecah-pecah.
5. Glossopyrosis.
Kelainan ini berupa keluhan pada lidah dimana lidah terasa sakit dan panas dan
terbakar tetapi tidak ditemukan gejala apapun dalam pemeriksaan. Hal ini lebih
banyak disebabkan karena psikosomatis dibandingkan dengan kelainan pada syaraf.
Struktur
Indra Pembau
Pernahkah kalian mencium bau parfum?
Apa yang kalian rasakan? Tentu saja bau harum. Bagaimana kalian dapat mendengar
kicauan burung, dapat melihat megahnya bangunan, dan merasakan lezatnya makanan
? Untuk mengenal lingkungan manusia dilengkapi dengan sistem alat indera.
Manusia mempunyai lima (panca) indera itu yaitu : indera pembau(hidung), indera
pengecap(lidah), indera penglihatan(mata), indera pendengaran(telinga), indera
peraba(kulit).
Alat indera kita berfungsi sebagai
reseptor atau penerima rangsangan, dan setiap reseptor berfungsi untuk merespon
rangsangan tertentu saja, misalnya mata untuk merespon rangsangan cahaya, dan
hidung sebagai indra pencium berfungsi untuk merespon rangsangan bau.
Hidung
merupakan indera pembau pada manusia. Hidung merupakan indera khusus yang
terletak di dalam rongga hidung. Daerah sensitif pada indera pembau terletak di
bagian atas rongga hidung.
Struktur
indera pembau terdiri dari :
·
Sel-sel penyokong yang berupa sel-sel
epitel.
·
Sel-sel pembau(sel olfaktori) yang
berupa sel saraf sebagai reseptor.
·
Sel-sel olfaktori sangat peka terhadap
rangsangan gas kimia (kemoreseptor).
Sel-sel olfaktori memiliki tonjolan
ujung dendrit berupa rambut yang terletak pada selaput lendir hidung, sedangkan
ujung yang lain berupa tonjolan akson membentuk berkas yang disebut saraf otak
I (nervus olfaktori). Saraf ini akan menembus tulang tapis dan masuk ke dalam
otak manusia.
2.6 Praktikum pendengaran dan keseimbangan.
Praktikum
Nistagmus.
Percobaan : Indera pendengaran dan
keseimbangan
Nama
Percobaan
: Nistagmus
Nama Subjek Percobaan : -
Tempat
Percobaan
: -
a. Tujuan Percobaan : Untuk memahami bahwa
cairan endolimph dan perilimphyang terdapat pada telinga bila
bergejolak (goyang) akan menyebabkan keseimbangan seseorang akan terganggu;
memahami bahwa keseimbangan yang terganggu mudah dikembalikan seperti
sediakala; melihat adanya nistamus.
b. Dasar
Teori : Nistagmus adalah suatu gejala yang timbul akibat
keseimbangandalam telinga terganggu sehingga menyebabkan pandangan menjadi
berkunang-kunang (pandangan kabur) dan kepala menjadi pusing.
Telinga dibagi menjadi 3 bagian
:Bagian luar :
1. Daun
telinga
2. Cuping
telinga
3. Liang
telinga
4. Membrane
Thympani
Bagian
tengah :
1. MIS
(Maleus Incus Stapes) / MALAS (Martil Landasan Sangurdi)Pada telinga
bagian dalam terdapat 2 ruangan yang berhubungan satu dengan yang lainnya,
ruanan tersebut idak teratur disebut Labyrinth, ada 2 yaitu :
2. Labyrinth Osseus (dinding tulang) terdiri dari
serambi (Vertibulum, saluran
gelung (Kanalis Semisirkularis),
dan rumah siput (Cochlea).
3. Labyrinth Membranicus (membran), terdiri dari
: Sacula Orticula, 3 buah saluran
gelung dan rumah siput yang merupakan bagian-bagian yang berhubungan
dengan Sacula Donatricula (saraf
kedelapan, saraf kranial ).
Susunan dan Cara Kerja Alat Keseimbangan
Bagian
dari alat vestibulum atau alat keseimbangan berupa tiga saluran setengah
lingkaran yang dilengkapi dengan organ ampula (kristal) dan organ keseimbangan
yang ada di dalam utrikulus clan sakulus.
Ujung
dari setup saluran setengah lingkaran membesar dan disebut ampula yang berisi
reseptor, sedangkan pangkalnya berhubungan dengan utrikulus yang menuju ke
sakulus. Utrikulus maupun sakulus berisi reseptor keseimbangan. Alat
keseimbangan yang ada di dalam ampula terdiri dari kelompok sel saraf sensori
yang mempunyai rambut dalam tudung gelatin yang berbentuk kubah. Alat ini
disebut kupula. Saluran semisirkular (saluran setengah lingkaran) peka terhadap
gerakan kepala.
Alat
keseimbangan di dalam utrikulus dan sakulus terdiri dari sekelompok sel saraf
yang ujungnya berupa rambut bebas yang melekat pada otolith, yaitu butiran
natrium karbonat. Posisi kepala mengakibatkan desakan otolith pada rambut yang
menimbulkan impuls yang akan dikirim ke otak.
c. Alat Yang
Digunakan : Sapu tangan besar, tongkat atau batang yang bisa
diberdirikan.
d. Jalannya
Percobaan : - Subjek atau praktikan diminta untuk
membungkukkan badan
- Subjek atau praktikkan memegang daun telinga dengan
tangan yang berlawanan dari telinga
yang dipegang sambil menutup mata
- Lakukan gerakan memutar selama
beberapa kali
e. Hasil
Percobaan : Kepala subjek atau praktikkan
terasa pusing dan kehilangankeeimbangan. Biasanya pandangan menjadi kabur atau
berkunang-kunang, dan apa yang dilihat seperti berputar-putar.
f.
Kesimpulan :
Nistagmus adalah
suatu gejala yang timbul akibat keseimbangandalam telinga terganggu sehingga
menyebabkan pandangan menjadi berkunang-kunang (pandangan kabur) dan kepala
menjadi pusing.
Alat keseimbangan di dalam utrikulus dan sakulus terdiri dari sekelompok sel
saraf yang ujungnya berupa rambut bebas yang melekat pada otolith, yaitu
butiran natrium karbonat. Posisi kepala mengakibatkan desakan otolith pada
rambut yang menimbulkan impuls yang akan dikirim ke otak.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan.
Dari penjelasan
diatas dapat kita simpulkan bahwa telinga mempunyai reseptor khusus untuk mengenali getaran bunyi dan untuk
keseimbangan tubuh. Ada tiga bagian utama dari telinga manusia, yaitu bagian
telinga luar, telinga tengah, dan telinga dalam. Ada berbagai kelainan pada
telinga, seperti: tuli, congek, otitis eksterna, perikondritis, eksim, cidera,
tumor, kanker, dan lain sebagainya.
Lidah mempunyai reseptor khusus yang berkaitan
dengan rangsangan kimia. Permukaan lidah dilapisi dengan lapisan epitelium yang
banyak mengandung kelenjar lendir, dan reseptor pengecap berupa tunas pengecap.
Lidah berfungsi sebagai pengecap rasa dan sebagai pembantu dalam tindakan
berbicara. Kelainan yang ada pada lidah yaitu: oral candidosis, atropic
glossitis, geografic tongue, fissured tongue, glossopyrosis, dan lain
sebagainya.
Indra pembau berupa kemoreseptor yang
terdapat di permukaan dalam hidung, yaitu pada lapisan lendir bagian atas. Kelainan-kelainan
yang ada pada hidung yaitu: angiofibroma juvenil, papiloma juvenil, rhinitis
allergica, sinusitis, salesma dan influensa, anosmia, dan lain sebagainya.
3.2 Saran.
Dari pemaparan
diatas, kami memberikan saran agar dalam ilmu kesehatan maupun ilmu alam
lainnya penting sekali memahai anatomi sistem panca indra secara tepat agar
terhindar dari kesalahan dalam tindakan baik itu dirumah sakit maupun di alam
yang berkaitan dengan perubahan fungsi tubuh akibat kurangnya aktifitas positif
untuk memberikan kesehatan terhadap anatomi system panca indra.
DAFTAR PUSTAKA
Ethel&Sloane, Anatomi
Fisiologi.EGC;Jakarta
C.
Pearche, evelyn. Anatomi dan fisiologi
untuk Paramedis.Gramedia;Jakarta.
Guyon&ganong, fisiologi
kedokteran.edisi9.EGC;Jakarta.
http://diskusiasistenapoteker.blogspot.com/2013/03/anatomi-fisiologi-manusia-panca-indra.html
(Diakses pada tanggal 04 Mei 2014).
0 komentar:
Posting Komentar