Blog ini di buat untuk sekedar share ilmu khususnya ilmu keperawatan yang telah saya dapatkan dari berbagai sumber. Mungkin masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam materi yang di posting di blog ini untuk itu mohon masukan dan kritikannya dan jangan lupa kalau copas disertakan yah url blognya sebagai referensi hehehe. (Semoga bermanfaat).

Sabtu, 25 Juli 2015

KONSEP DASAR KOMUNIKASI


BAB I
PENDAHULUAN
1.1    Latar Belakang
            Manusia adalah mahluk social dan memerlukan hubungan dengan orang lain .dengan cara komunikasilah manusia bisa berhubungan dengan orang lain.komunikasi dapat dilakukan secara lisan dan tertulis,tanda-tanda,lambang-lambang.komunikasi dilakukan baik secara tradisional maupun modern dengan alat – alatnya pun mulai dari yang paling sederhana sampai yang mutakhir dan canggih.
Unsur – unsur komunikasi terdiri dari sumber, komunikator,pesan,channel(saluran),
komunikan dan efek (hasil). Sumber berupa lembaga, personal dan nonlembaga/nonpersonal. Komunikator (pengiriman pesan). Dalam proses komunikasi, komunikator dapat menjadi komunikan dan sebaliknya. Dijelaskan pula factor – factor yang harus diperhatikan komunikator.pesanmempunyai inti pesan (tema) yang menjadi pengarah dalam mempengaruhi orang lain dan mencoba mengubah sikap dan tingkah laku komunikasi.
Perkembangan komunikasi menberi dampak social terhadap masyarakat. Komunikasi mempengaruhi perubahan prilaku, cara hidup, hidup bermasyarakat, dan nilai – nilai yang ada.perubahan  ini tampaknya sejalan dengan perkembangan teknologi itu sendiri.
Dalam perilaku manusia komunikasi merupakan proses khusus dan bermakna karena dapat menyatukan pemahaman anatar personal. Pada proses keperawatan komunikasi menjadi sangat penting karena merupakan metode utama dalam memberikan asuhan keperawatan.
Dalam memberikan asuhan keperawatan seorang perawat harus berkomunikasi dengan pasiennya agar pasien mengerti apa asuhan yang akan diberikan perawat kepada pasien tersebut. Tidak hanya dalam konteks keperawatan saja komunikasi itu penting tetapi dalam konteks lain juga komunikasi sangat diperlukan untuk menyampaikan berita atau pesan yang akan disampaikan.

1.2    Rumusan Masalah
            Bagaimana konsep dasar komunikasi itu ?

1.3    Tujuan
Makalah ini di buat dengan  tujuan agar mahasiswa, tenaga kesehatan atau tenaga medis dapat memahami konsep dasar komunikasi.


1.4    Manfaat
Makalah ini di buat oleh kami agar kami memahami dan mengaplikasikan langsung dalam proses keperawatan hususnya tentang konsep dasar komunikasi.













BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi komunikasi.
Secara harafiah, komunikasi berasal dari Bahasa Latin: COMMUNIS yang berarti keadaan yang biasa, membagi. Dengan kata lain, komunikasi adalah sutu proses di dalam upaya membangun saling pengertian. Dalam suatu organisasi biasanya selalu menekankan bagaimana pentingnya sebuah komunikasi antar anggota organisasi untuk menekan segala kemungkinan kesalahpahaman yang bisa saja terjadi. Komunikasi juga merupakan suatu seni untuk dapat menyusun dan menghantarkan suatu pesan dengan cara yang gampang sehingga oranglain dapat mengerti dan menerima.
Berikut ini adalah definisi serta penjelasan mengenai komunikasi menurut beberapa ahli:
# TAPPEN
Tappen (1995) mendefinisikan komunikasi sebagai suatu pertukaran pikiran, perasaan, pendapat, dan pemberian nasihat yang terjadi antara dua orang atau lebih yang bekerja sama.
# PALO ALTO
Ketika dua orang sedang bersama, mereka berkomunikasi secara terus menerus karena mereka tidak dapat berperilaku. PALO ALTO sangat percaya bahwa seseorang tidak dapat tidak berkomunikasi
# HIMSTREET & BATY
Komunikasi adalah suatu proses pertukaran informasi antar individu melalui suatu sistem yang biasa (lazim), baik dengan simbol-simbol, sinyak-sinyal, maupun perilaku atau tindakan
# BOVEE
Komunikasi adalah suatu proses pengiriman dan penerimaan pesan
# LASWELL
Komunikasi adalah proses yang menggambarkan siapa mengatakn apa dengan cara apa, kepada siapa dengan efek apa
# CARL I. HOVLAND
Komunikasi adalah proses dimana seseorang individu atau komunikator mengoperkan stimulan biasanya dengan lambang-lambang bahasa (verbal maupun non verbal) untuk mengubah tingkah laku orang lain

# THEODORSON & THEDORSON
Komunikasi adalah penyebaran informasi, ide-ide sebagai sikap atau emosi dari seseorang kepada orang lain terutama melalui simbol-simbol
# EDWIN  EMERY
Komunikasi adalah seni menyampaikan informasi, ide dan sikap seseorang kepada orang lain
# DELTON E, Mc FARLAND
Komunikasi adalah suatu proses interaksi yang mempunyai arti antara sesama manusia
# WILLIAM ALBIG
Komunikasi adalah proses sosial, dalam arti pelemparan pesan/lambang yang mana mau tidak mau akan menumbuhkan pengaruh pada semua proses dan berakibat pada bentuk perilaku manusia dan adat kebiasaan
# CHARLES H. COOLEY
Komuniksi berarti suatu mekanisme hubungan antar manusia dilakukan dengan mengartikan simbol secara lisan dan membacanya melalui ruang dan menyimpan dalam waktu
# A. WINNET
Komunikasi merupakan proses pengalihan suatu maksud dari sumber kepada penerima, proses tersebut merupakan suatu seri aktivitas, rangkaian atau tahap-tahap yang memudahkan peralihan maksud tersebut
# KARFRIED KNAPP
Komunikasi merupakan interaksi antar pribadi yang menggunakan sistem simbol linguistik, seperti sistem simbol verbal (kata-kata) dan non verbal. Sistem ini dapat disosialisasikan secara langsung / tatap muka atau melalui media lain (tulisan, oral, dan visual)

2.2 Tujuan komunikasi
Menurut Riant Nugroho (2004:72) tujuan komunikasi adalah menciptakan pemahaman bersama atau mengubah persepsi, bahkan perilaku. Sedangkan menurut Katz an Robert Kahn yang merupakan hal utama dari komunikasi adalah pertukaran informasi dan penyampaian makna suatu system social atau organisasi. Akan tetapi komunikasi tidak hanya menyampaikan informasi atau pesan saja, tetapi komunikasi dilakukan seorang dengan pihak lainnya dalam upaya membentuk suatu makna serta mengemban harapan-harapannya (Rosadi Ruslan, 2003:83). Dengan demikian komunikasi mempunyai peranan yang sangat penting dalam menentukan betapa efektifnya orang-orang bekerja sama dan mengkoordinasikan usaha-usaha untuk mencapai tujuan.
Pada umumnya tujuan komunikasi tujuan anatara lain, yaitu:
1.      Supaya yang kita sampaikan dapat mengerti, sebagai komunikator kita harus menjelaskan kepada komunikan (penerima) dengan sebaik-baiknya dan tuntas sehingga mereka dapat mengerti dan mengakui apa yang kita maksud.
2.      Memahami orang lain. Kita sebagai komunikator harus mengerti benar aspirasi masyarakat tentang apa yang diinginkan kemauannya.
3.      Supaya gagasan dapat diterima orang lain. Kita berusaha agar gagasan kita dapat diterima orang lain dengan pendekatan persuasive bukan memaksakan kehendak.
4.      Menggerakkan orang lain untuk melakukan sesuatu, menggerakan sesuatu itu dapat bermacam-macam, mungkin berupa kegiatan. Kegiatan dimaksud di sini adalah kegiatan yang lebih banyak mendorong, namun yang penting harus diingat adalah bagaimana cara baik untuk melakukan (Widjaja, 200:66-67).
Selanjutnya tujuan dari komunikasi adalah seperti yang dikemukakan oleh Dan B. Curtis dalam buku Komunikasi Bisnis Profesional sebagai berikut :
1.      Memberikan informasi, kepada para klien, kolega, bawahan dan penyelia (supervisor)
Diberi informasi, karena perilaku diberi informasi merupakan bentuk interaksi komunikasi. Orang atau masyarakat cenderung merasa lebih baik diberi informasi yang diperlukannya atau yang akan diberi jalan masuk menuju informasi tersebut yang merupakan bagian dari keadaan percaya dan rasa aman.
2.      Menolong orang lain, memberikan nasihat kepada orang lain, ataupun berusaha memotivasi orang lain dalam mencapai tujuan.
3.      Menyelesaikan masalah dan membuat keputusan, karena semakin tinggi kedudukan/status seseorang maka semakin penting meminta orang lain untuk keahlian teknis sehingga dalam menyelesaikan masalah/membuat keputusan tersebut harus ada komunikasi untuk meminta data sebagai bahan pertimbangan.
4. Mengevaluasi perilaku secara efektif, yaitu suatu penilaian untuk mengetahui hal-hal yang akan mereka lakukan setelah menerima massege. (1992 : 9)
Sementara itu menurut Onong Uchjana Effendi dalam buku Dimensi – dimensi Komunikasi tujuan komunikasi adalah sebagai berikut :
1.      Perubahan Sosial dan partisipasi sosial. Memberikan berbagai informasi pada masyarakat tujuan akhirnya supaya masyarakat mau mendukung dan ikut serta terhadap tujuan informasi itu disampaikan. Misalnya supaya masyarakat ikut serta dalam pilihan suara pada pemilu atau ikut serta dalam berperilaku sehat, dan sebagainya.
2. Perubahan Sikap. Kegiatan memberikan berbagai informasi pada masyarakat dengan tujuan supaya masyarakat akan berubah sikapnya. Misalnya kegiatan memberikan informasi mengenai hidup sehat tujuannya adalah supaya masyarakat mengikuti pola hidup sehat dan sikap masyarakat akan positif terhadap pola hidup sehat.
3. Perubahan pendapat. Memberikan berbagai informasi pada masyarakat tujuan akhirnya supaya masyarakat mau berubah pendapat dan persepsinya terhadap tujuan informasi itu disampaikan, misalnya dalam informasi mengenai pemilu. Terutama informasi mengenai kebijakan pemerinatah yang biasanya selalu mendapat tantangan dari masyarakat maka harus disertai penyampaian informasi yang lengkap supaya pendapat masyarakat dapat terbentuk untuk mendukung kebijakan tersebut. 
4. Perubahan perilaku. Kegiatan memberikan berbagai informasi pada masyarakat dengan tujuan supaya masyarakat akan berubah perilakunya. Misalnya kegiatan memberikan informasi mengenai hidup sehat tujuannya adalah supaya masyarakat mengikuti pola hidup sehat dan perilaku masyarakat akan positif terhadap pola hidup sehat atau mengikuti perilaku hidup sehat. 
2.3 Fungsi komunikasi
FUNGSI-FUNGSI KOMUNIKASI MENURUT PAKAR KOMUNIKASI
Menurut Thomas M. Scheidel
Kita berkomunikasi terutama untuk menyatakan dan mendukung identitas-diri, untuk membangun kontak social dengan orang di sekitar kita, dan untuk mempengaruhi orang lain untuk merasa, berpikir, atau berperilaku seperti yang kita inginkan
Menurut Gordon I. Zimmerman et al
Tujuan komunikasi dibagi menjadi dua kategori. Pertama, kita berkomunikasi untuk menyelesaikan tugas-tugas yang penting bagi kebutuhan kita – untuk memberi makan dan pakaian kepada diri-sendiri, memuaskan kepenasaran kita akan lingkungan, dan menikmati hidup. Kedua, kita berkomunikasi untuk menciptakan dan memupuk hubungan dengan orang lain
Menurut Rudolf F. Verderber
Komunikasi mempunyai dua fungsi. Pertama, fungsi social, yakni untuk tujuan kesenangan, untuk menunjukan ikatan dengan orang lain, membangun dan memelihara hubungan. Kedua, fungsi pengambilan keputusan, yakni memutuskan untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu pada saat tertent, seperti: apa yang akan kita makan pagi hari, apakah kita akan kuliah atau tidak, bagaimana belajar menghadapi tes.

Menurut Judy C. Pearson dan Paul E. Nelson
Komunikasi mempunyai dua fungsi umum. Pertama, untuk kelangsungan hidup diri-sendiri yang meliputi: keselamatan fisik, meningkatkan kesadaran pribadi, menampilkan diri kita sendiri kepada orang lain dan mencapai ambisi pribadi.Kedua, untuk kelangsungan hidup masyarakat, tepatnya untuk memperbaiki hubungan sosial dan mengembangkan keberadaan suatu masyarakat.
Menurut William I.Gordon
Komunikasi mempunyai empat fungsi menurut kerangka yang dikemukakan, yakni:
Komunikasi sosial
Fungsi komunikasi sebagai komunikasi sosial setidaknya mengisyaratkan bahwa komunikasi penting untuk membangun konsep diri kita, aktualisasi-diri, untuk kelangsungan hidup, untuk memperoleh kebahagiaan, terhindar dari tekanan dan ketegangan, antara lain lewat komunikasi yang menghibur, dan memupuk hubungan dengan orang lain.

Komunikasi ekspresif
Komunikasi ekspresif tidak otomatis bertujuan mempengaruhi orang lain, namun dapat dilakukan sejauh komunikasi tersebut menjadi instrument untuk menyampaikan perasaan-perasaan  (emosi) kita.

Komunikasi ritual
Komunikasi rutual bertujuan untuk komitmen mereka kepada tradisi keluarga, komunitas, suku, bangsa, negara, ideology, atau agama mereka.

 Komunikasi instrumental
Komunikasi instrumental mempunyai beberapa tujuan umum: menginformasikan, mengajak, mengubah sikap dan keyakinan, dan mengubah perilaku atau menggerakan tindakan, dan juga menghibur.

2.4 Tingkatan komunikasi.
Menurut Denis McQuail (1987) secara umum kegiatan komunikasi dalam masyarakat dapat berlangsung dalam 6 tingkatan, yaitu
1)  Komunikasi intrapribadi, yaitu proses komunikasi yang terjadi dalam diri seseorang, berupa proses pengolahan informasi melalui panca indera dan sistem syaraf.
2) Komunikasi antar pribadi, yaitu kegiatan komunikasi yang dilakukan secara langsung antara seseorang dengan orang lain. Corak komunikasinya lebih bersifat pribadi dalam arti pesan atau informasi yang disampaikan hanya ditujukan untuk kepentingan pribadi para pelaku komunikasi. Misalnya: pembicaraan tatap muka di antara dua orang, surat menyurat pribadi, percakapan melalui telepon dll.
3)  Komunikasi dalam kelompok, yaitu kegiatan komunikasi yang berlangsung diantara anggota suatu kelompok. Pada tingkatan ini, tiap individu yang terlibat masing-masing berkomunikasi sesuai dengan peran dan kedudukannya dalam kelompok. Pesan yang dikomunikasikan menyangkut kepentingan semua anggota kelompok, bukan bersifat pribadi. Misal: ngobrol-ngobrol dalam keluarga antara bapak, ibu dan anak-anaknya, diskusi diantara warga kelompok karang taruna, kegiatan belajar mengajar.
4)     Komunikasi antar kelompok/asosiasi, yaitu kegiatan komunikasi yang berlangsung antara suatu kelompok dengan kelompok lainnya, atau antara suatu asosiasi dengan asosiasi lainnya. Misalnya: pertemuan antara pengurus Karang Taruna esa A dengan Karang Taruna Desa B, atau pertemuan antara pengurus ISKI dengan ISEI.
5) Komunikasi organisasi, yaitu kegiatan komunikasi dalam suatu organisasi dan komunikasi antar organisasi. Contoh: Rapat atau pertemuan antara Menteri Dalam Negeri, Menteri Agama, Menteri Pendidikan Nasional dan Menteri Sosial termasuk contoh komunikasi organisasi. Komunikasi organisasi bersifat formal dan mengutamakan prinsip-prinsip efisiensi dalam melakukan komunikasi.
6) Komunikasi dengan masyarakat luas. Pada tingkatan ini kegiatan komunikasi ditujukan kepada masyarakat secara luas. Ada dua cara, yaitu: 1) komunikasi massa yaitu komunikasi yang dilakukan melalui media massa seperti radio, TV, majalah, surat kabar; 2) langsung tanpa melalui media massa, misalnya ceramah atau pidato di lapangan terbuka. Sifat isi pesan komunikasi yang disampaikan menyangkut kepentingan orang banyak, tidak bersifat pribadi. Proses penyampaian pesan melalui media massa berlangsung cepat dan mampu menjangkau wilayah geografi yang sangat luas (tidak terbatas). Contoh komunikasi massa adalah forum dialog dengan Menteri Dalam Negeri, Menteri Agama dan Menteri Pendidikan Nasional melalui TV.
Dalam litelatur yang lain disebutkan bahwa :
1. Komunikasi Intrapersonal
Komunikasi intrapersonal adalah komunikasi dengan diri sendiri berusaha mengenal diri sendiri, dan segala konsep diri yang melingkupinya, menanyakan kepada diri sendiri entang seala hal yang ingin dia ketahui terkait dengan keinginan, kebutuhan dan lain-lain.
Misal :
Menanyakan pada diri sendiri apakah tujuan hidup sudah tercapai atau belum, apakah hal yang direncanakan mampu dilaksanakan dengan baik.
2. Komunikasi Interpersonal
Komunikasi interpersonal adalah komunikasi dengan orang lain secara face to face maupun dalam kelompok.
Syarat komunikasi interpersonal yang baik :
- Good Listener (pendengar yang baik)
- Intonasi
- Empati
Memperhatikan respon emosi orang lain jangan terlalu banyak humor,jika lawan bicara sedang sedih atau sebaliknya.
- Humor
Menyegarkan hubungan dengan sebuah suasana yang fresh dan tidak terkesan formal.
3. Komunikasi Kelompok
Komunikasi kelompok adalah komunikasi yang melibatkan lebih dari tiga orang dan biasanya dalam bentuk diskusi dan saling mengenal.
4. Komunikasi publik adalah proses komunikasi yang dilakukan dihadapan orang banyak baik secara aktif maupun pasif.
Komunikasi Organisasi
Komunikasi organisasi adalah komunikasi yang terjadi didalam organisasi maupun antar organisasi yang dapat bersifat formal maupun nonformal.
Komunikasi Massa
Komunikasi massa adalah menyampaikan informasi kepada beberapa orang disebuah situasi yang sengaja diciptakan.
Syarat :
1. Positioning : menguasaiposisi dimana berdiri, kapan harus mendekat, kapan harus membuat perubahan posisi di depan , di tengah, maupun di belakang.
2. Volume
3. Bahasa tubuh
4. Motivasi : gunakan kata-kata atau bahasa yang inspiratif maupun yang membangkitkan motivasi.
TINGKATAN KOMUNIKASI
  1. Komunikasi Sepihak
Komunikasi yang dilakukan oleh komunikator  dengan menyampaikan pesan pada komunikan agar bisa diterima, sementara komunikan tidak dapat menerimanya.
  1. Komunikasi Bersama
Komunikasi dimana pihak-pihak yang terlibat dalam suatu komunikasi memanfaatkan pesan, informasi, atau lambang yang ada.
  1. Komunikasi Semakna
Komunikasi dimana pihak-pihak yang terlibat daam suatu komunikasi memanfaatkan pesan, informasi, atau lambang yang ada sekaligus diantara mereka memberika arti atau makna yang sama terhadap pesan, informasi atau lambang yang disampaikan oleh komunikator.
  1. Komunikasi Berefek
Komunikasi yang mempunyai target, yaitu target munculnya efek dari pesan yang disampaikan.

2.5 Komponen komunikasi
Terdapat enam komponen komunikasi sebagai berikut:
1.      Komunikator, yaitu orang yang menyampaikan atau mengirim pesan
2.      Komunikan, yaitu orang yang menerima pesan
3.      Pesan, yaitu sesuatu yang disampaikan oleh pengirim kepada seseorang yang dituju (penerima) dengan mamsud dan tujuan tertentu. Pesan yang disampaikan dapat berupa verbal, tertulis, ataupun nonverbal.
4.      Lingkungan, yaitu tempat dimana komunikasi dilaksanakan. Lingkungan ini dapat berupa lingkungan internal meliputi nilai-nilai, kepercayaan, temperamen, dan tingkat stress pengirim pesan dan penerima pesan. Sedangkan lingkungan eksternal meliputi keadaan cuaca, suhu, factor kekuasaan, dan waktu.
5.      Media pesan, yaitu alat atau sarana perantara yang digunakan oleh pengirim pesan dengan tujuan agar pesan bisa sampai kepada penerima. Misalnya pendengaran, penglihatan, sentuhan, media cetak, ataupun media elektronik.
6.      Tingkat pesan, yaitu tingkat pentingnya pesan, yang dapat berbentuk informasi, kata, atau symbol lain.
Dengan mengenal komponen-komponen pesan tersebut, seorang perawat diharapkan mampu menganalisis situasi dan menentukan komponen mana yang harus diperhatikan dalam suatu kondisi dan situasi. Dengan demikian, komunikasi yang dilakukan dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Sebagaimana diungkapkan Ujang (2007:9), bahwa dalam perkembangan mutakhir, para pakar komunikasi kontomporer yang tergabung dalam The United Aristotelian Description of Communication membagi komponen komunikasi menjadi sepuluh komponen (De Vito, dalam Fred E.Jandt 1998:26), yaitu :

1. Source (sumber) adalah sumber atau individu yang menyampaikan pesan. Boleh jadi, sumber itu adalah seseorang yang berbicara, menulis, menggambar, memberi isyarat atau suatu organisasi komunikasi seperti sebuah redaksi surat kabar, penerbit, stasiun televisi, atau studio film.\

2. Encoding (proses penyandian) adalah proses penyandian atau pengalihan pesan dalam bentuk lambang-lambang.

3. Message (pesan) adalah pesan yang merupapakan seperangkat lambang-lambang yang bermakna yang disampaikan sumber. lambang-lambang itu bisa bersifat verbal (kata-kata atau tulisan) maupun nonverbal (gerak, gambar, isyarat, sikap).

4. Channel (saluran) adalah saluran atau media yang digunakan oleh sumber dan penerima pesan dalam berkomunikasi. Saluran yang digunakan bisa dua, tiga atau empat saluran secara serentak. Misalnya, ketika berbicara atau mendengarkan, kita menggunakan saluran suara, tetapi ketika memberi atau isyarat kita gunakan saluran visual. Apabila kita mencium bau-bauan, menggunakan saluran olfaktori (saluran penciuman). Tatkala kita slaing menyentuh, menggunakan saluran taktil. Saluran bisa juga berupa media cetak, seperti surat kabar, majalah, atau media elektronik, seperti televisi, radio, film dan internet.

5. Noise (hambatan) adalah gangguan yang menerpa proses komunikasi yang dapat mengakibatkan diterima atau tidaknya pesan pada diri komunikan. Gangguan ini bisa berupa gangguan semantik (bahasa), psikologis (kejiwaan), sosiologis (status sosial), antropologis (perbedaan etnis) atau ekologis (lingkungan).

6. Receiver (penerima) adalah penerima pesan dari komunikator. Komunikan ini bisa sendiri atau sekelompok orang, bahkan suatu komunitas tertentu, seperti kelompok pendengar radio, penonton televisi, atau pembaca koran.

7. Decoding (proses penerimaan) adalah proses penangkapan, pemahaman, dan penerimaan pesan oleh komunikan dari komunikator. Proses decoding ini memerlukan kesiapan komunikan untuk menerima pesan dalam kondisi apapun.

8. Receiver response (tanggapan penerima) adalah tanggapan atau seperangkat reaksi dari komunikan yang timbul setelah menerima pesan. Hal ini berkenaan dengan reaksi spontanitas yang dirasakan oleh komunikan.

9. Feedback (umpan balik) adalah umpan balik atau tanggapan dari komunikan kepada komunikator. Umpan balik ini bisa berasal dari dalam diri atau dari luar. Efek komunikasi adalah pengaruh yang terjadi pada diri komunikan. De Vito (19979:29) mengatakan, bahwa pada setiap komunikasi selalu ada konsekuensi. Pertama, memperoleh pengetahuan atau belajar bagaimana menganalisis, membuat sintesis atau mengevaluasi sesuatu. Ini adalah efek kognitif. Kedua, memperoleh sikap baru atau mengubah sikap, keyakinan, emosi, dan perasaan. Ini disebut dampak efektif.Ketiga, memperoleh cara-cara bertindak baru seperti cara melemparkan bola atau menulis feature, selain perilaku verbal dan nonverbal yang baik. Inilah efekpsikomotorik.

10. Context (situasi komunikasi) adalah situasi atau lingkungan yang mencakup rasa persahabatan atau permusuhan, formal atau informal, serius atau snatai, dan sebagainya.

2.6 Media Komunikasi
Pengertian
Media yaitu orang, bahan, peralatan yang menciptakan kondisi dimana seseorang dapat memperoleh pengetahuan, keterampilan dan perbuhan sikap.
Media komunikasi adalah suatu alat yang digunakan untuk mempermudah dalam menyampaikan informasi dari seseorang kepada orang lain dengan maksud tertentu.
Fungsi
1.      Mempermudah penyampaian pesan,
2.      Mengefektifkan penyampaian pesan,
3.      Memperjelas maksud dan tujuan penyampaian pesan,
4.      Sebagai alat untuk membangkitkan motivasi dalam mendengarkan suatu informasi.
Jenis Media
Menurut sifatnya media dapat di bagi:
1.      Media komunikasi audio, yaitu media yang hanya dapat didengar saja, seperti radio, telepon, dll.
2.      Media komunikasi visual, yaitu media yang hanya dapat dilihat saja, seperti koran, majalah, dll.
3.      Media komunikasi audio visual, yaitu media yang dapat dilihat serta didengarkan dalam penyampaian informasinya, seperti televisi, handphone 3G.
Menurut Sasarannya terdiri dari
1.      Media komunikasi nirmassa, yaitu media yang dalam penyampaian informasinya hanya ditujukan kepada sasaran tunggal, contoh telepon,
2.      Media komunikasi massa, yaitu media yang dalam penyampaian informasinya ditujukan kepada banyak orang/massa, seperti majalah.
Tujuan Media Komunikasi:
1.      Membantu promosi dalam meningkatkan pemasaran produk,
2.      Meningkatkan kepercayaan pada public/masyarakat,
3.      Meningkatkan citra baik perusahaan.
Kelebihan dan kelemahan media komunikasi
Media Komunikasi Audio
Kelebihan :
1.      Murah dan Mudah Pengadaannya
2.      Mempunyai jangkauan luas
3.      Bentuk sederhana
4.      Mudah digunakan
5.      Dapat menyampaikan pesan secara langsung
6.      Dapat mengembangkan daya imajinasi
7.      Alat perekam kaset mudah digunakan
Kelemahan :
1.      Sering timbul gangguan
2.      Biaya pemasangan relative mahal
3.      Tidak menggambarkan suatu unsure
4.      Penyajian terikat pada jadwal
5.      Kecepatan penyampaian informasi sudah tidak dapat dirubah
Media Komunikasi Visual
Kelebihan:
1.      Biaya Murah
2.      Dapat memperjelas suatu masalah
3.      Dapat menimbulkan inspirasi dan imajinasi
4.      Dapat menimbulkan suatu ide
5.      Alat dan pemeliharaannya sederhana
Kelemahan:
1.      Menimbulkan rasa bosan
2.      Hanya untuk indra penglihatan
3.      Tidak bergerak
4.      Memiliki rasa keterbatasan audien
5.      Keterikatan pada suatu ukuran
Media Komunikasi Audio Visual
Kelebihan:
1.      Informasi dapat diterima sesuai dengan kenyataan
2.      Dapat dimengerti hasil yang sebenarnya
3.      Tidak membosankan
4.      Dapat menimbulkan penafsiran yang berbeda
5.      Pesan yang disampaikan bisa secara langsung
Kelemahan:
1.      Biaya relative mahal
2.      Kadang-kadang kejelasan suara kurang dipahami
3.      Kadang-kadang terjadi gangguan
4.      Penyajian informasi terikat pada jadwal

2.7 Model komunikasi
Terdapat beberapa model yang dapat digunakan untuk menjelaskan bagaimana organisasi dan orang berkomunikasi. Komunikasi dalam hal ini adalah sesuatu yang kompleks. Model-model komunikasi diantaranya adalah sebagai berikut.
1.      Komunikasi tertulis
Komunikasi tertulis adalah bagian yang terpenting dalam organisasi. Dalam mencapai kebutuhan individu atau staf, setiap organisasi telah mengembangkan metode penulisan dalam mengkomunikasikan pelaksanaan dan pengelolaan, misalnya publikasi perusahaan, surat menyurat ke staf, pembayaran, dan jurnal. Manager harus terlibat dlam komunikasi tertulis, khususnya kepada stafnya.
Asosiasi pendidikan kesehatan di Amerika (1988), menyarankan untuk memperhatikan hal-hal berikut dalam komunikasi tertulis dan memo pada suatu organisasi.
a.       Mengetahui apa yang ingin disampaikan sebelum memulai menulis
b.      Menulis nama orang dalam tulisan perlu dipertimbangkan dampaknya
c.       Gunakan kata aktif, karena akan mempunyai pengaruh yang baik
d.      Gunakan kata yang sederhana, familiar, spesifik, dan nyata
e.       Gunakan seminimal mungkin kata-kata yang tidak penting. Temukan cara yang baik untuk menggambarkan inti tulisan sehingga orang lain mudah mengerti
f.       Tulislah kalimat dengan kurang dari 20 kata dan masukan satu ide dalam setiap kalimat. Lalu, tuliskan kalimat yang penting dan jadikan isu utama
g.      Berikan pembaca sebuah petunjuk, konsistensi penggunaan istilah, dan pesan
h.      Aturlah isi tulisan secara sistematis
i.        Gunakan paragraph untuk mempermudah pembaca
j.        Focus komunikasi hatrus didefinisikan secara jelas
2.      Komunikasi secara langsung atau verbal
Tujuan komunikasi verbal adalah assertiveness. Perilaku asertif  (assertiveness) adalah suatu cara komunikasi yang memberikan kesempatan bagi individu untuk mengekspresikan perasaannya secara langsung, jujur, dan dengan cara yang sesuai tanpa menyinggung perasaan lawan bicara.
Manajer selalu mengadakan komunikasi verbal kepada atasan dan bawahan baik secara formal ataupun informal. Mereka juga melakukan komunikasi secara verbal pada pertemuan formal, baik kepada individu dalam kelompok atau presentasi secara formal.
3.      Komunikasi nonverbal
Komunikasi nonverbal adalah komunikasi dengan menggunakan ekspresi wajah, gerakan tubuh, dan sikap tubuh atau body language. Menurut Arnold dan Boggs (1989), komunikasi nonverbal meliputi komponen emosi terhadap pesan yang diterima atau disampaikan. Oleh sebab itu, komunikasi nonverbal lebih mengandung arti yang signifikan disbandingkan dengan komunikasi verbal. Akan tetapi, dapat menjadi sesuatu yang membahayakan jika komunikasi nonverbal diartikan salah tanpa adanya penjelasan penjelasan secara verbal.
Ada beberapa hal kunci dalam komunikasi nonverbal yang dapat terjadi tanpa atau dengan komunikasi nonverbal, yaitu:
a.       Lingkungan: tempat dimana komunikasi dilaksanakan merupakan bagian penting dalam proses komunikasi;
b.      Penampilan: pemakaian pakaian, kosmetik, dan sesuatu yang menarik merupakan bagian dari komunikasi nonverbal yang perlu diidentifikasi;
c.       Kontak mata: kontak mata bermakna kesediaan seseorang untuk berkomunikasi;
d.      Postur tubuh dan gerakan (gesture): bobot suatu pesan bisa ditingkatkan dengan orang yang menunjukan telunjuknya, berdiri, atau duduk;
e.       Ekspresi wajah: komunikasi yang efektif memerlukan respons wajah yang setuju terhadap pesan yang disampaikan;
f.       Suara, intonasi, isi (volume), dan refleksi: cara tersebut menandakan bahwa pesan dapat ditransfer dengan baik.
Manajer yang efektif akan melakukan komunikasi verbal dan nonverbal, supaya individu (atasan atau bawahan) akan menerima pesan dengan jelas.
4.      Komunikasi via telepon
Pada era modern ini (bahkan sudah postmodern), media komunikasi semakin berkembang pesat. Salah satu diantaranya adalah media telekomunikasi seperti telepon atau handphone. Saat ini manager sangat bergantung pada komunikasi dengan menggunakan telepon atau handphone ini, dengan kemudahan sarana komunikasi tersebut, memungkinkan manajer untuk merespons setiap perkembangan dan masalah dalam organisasi.oleh sebab itu, untuk menjaga citra organisasi, manajer dan semua staf harus sopan dan menghargai lawan bicara setiap berbicara melalui telepon. Jika ada oranglain yang sedang menunggu untuk berbicara dan menggunakan pesawat telepon bersama, maka waktu yang digunakan harius singkat dan berbicara seperlunya saja untuk menghindari kesan negative.
2.8 Faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi setiap unsur komunikasi baik bersifat positif maupun negatif. Faktor tersebut yaitu :
a)      Kredibilitas
Kredibiilitas terdapat dan berpengaruh pada sumber (komunukator) dalam keberhasilan proses komunikasi , karena hal ini mempengaruhi tingkat kepercayaan sasaran terhadap pesan yang disampaikan.
b)      Isi Pesan
Pesan yang disampaikan hendaknya mengandung isi yang bermanfaat bagi kebutuhan klien atau yang dapat memecahkan masalah klien.
c)      Kesesuain dengan Kepentingan Sasaran
Pesan yang disampaikan harus berhubungan dengan kepentingan sasaran. Karena itu dalam berkomunikasi dengan klien perawat harus memahami terlebih dahulu permasalahan klien.
d)     Kejelasan
Pesan yang tidak jelas akan membuat sasaran bingung sehingga tidak terjadi perubahan perilaku dan klien tidak melakukan pesan yang diberikan oleh perawat.
e)      Kesinambungan dan Konsistensi
Agar pesan yang disampaikan bisa konsisten dan brkesinambungan, seorang perawat perlu membuat perencanaan yang matang sebelum melakukan intervensi atau berkomunikasi dengan klien. Disamping itu perlu adanya pemahaman yang sama antara tenaga kesehatan yang tergabung dalam tim agar informasi yang diberikan kepada klien sama atau konsisten agar terjadi perubahan perilaku klien.
f)       Saluran
Saluran terdapat dan berperan pada media. Media yang digunakan harus disesuaikan dengan pesan yang ingin disampaikan. Pemilihan media yang tepat dapat meningkatkan pemahaman klien sehingga perubahan yang diharapkan dapat tercapai.
g)      Kapabilitas Sasaran
Kapabilitas sasaran terdapat pada komunikan dalam menyampaikan pesan, komunikator harus memeperhitungkan kemampuan sasaran dalam menerima pesan yang dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, sosial ekonomi, sosial budaya dan sebagainya.
Selain faktor-faktor diatas, faktor lain yang mempengaruhi komunikasi adalah :
Faktor psikologis
seperti sikap, pengalaman hidup, motivasi, kepribadian dan konsep diri.
Faktor Sosial
Seperti usia, jenis kelamin, kelas sosial, suku, bahasa, kekuasaan dan peran sosial.


Faktor yang Mempengaruhi Komunikasi dalam Pelayanan Keperawatan
Menurut Perry dan Potter (1987), beberapa faktor yang mempengaruhi  jalannya pengiriman dan penerimaan pesan (komunikasi) dalam pelayanan keperawatan antara lain:
a)      Persepsi
Merupakan cara seseorang menyerap tentang sesuatu yang terjadi di sekelilingnya. Pada umumnya terkait dengan fungsi pancaindra manusia yang mencakup proses penyerapan rangsangan yang diorganisasikan dan diinterpretasikan dalam otak kemudian dijadikan persepsi. Persepsi juga merupakan kerangka tujuan yang diharapkan dan hasil setelah mengobservasi lingkungan.
b)      Nilai
Nilai adalah keyakinan yang dianut seseorang yang sangat dekat dengan masalah etika. Komunikasi yang terjadi antara perawat dan perawat atau kolega lainnya mungkin terfokus pada bahassan tentang upaya peningkatan dalan memberikan pertolongan tentang masalah kesehatan. Sedangkan, komunikasi dengan klien hendaknya lebih mengarah pada memberikan support dan dukungan nasehat dalam rangka mengatasi masalah klien.
c)      Emosi
Emosi adalah subyektif seseorang dalam merasakan situasi yang terjadi disekelilingnya.Kekuatan emosi seorang dipengaruhi oleh bagaimana kemampuan atau kesanggupan seseorang dalam berhubungan dengan orang lain.Komunikasi akan berjalan dengan lancar dan efektif apabila perawat dapat mengelola dengan emosinya.Kemampuan profesional seseorang dapat diketahui dari emosinya dan menjadi ukuran awal seseorang dalam merasakan,bersikap dan menjalankan hubungan dengan klien.
d)     Latar Belakang Sosial Budaya.
Faktor ini memang sedikit pengaruhnya namun paling tidak dijadikan pegangan bagi perawat dalam bertutur kata,bersikap dalam berkomunikasi dalam klien.
e)      Pengetahuan
Pengetahuan merupakan produk atau hasil dari perkembangan pendidikan. Perawat diharapkan dapat berkomunikasi dari berbagai tingkat pengetahuan yang dimiliki klien. Dengan demikian perawat dituntut mempunyai pengetahuan yang cukup tentang pertumbuhan dan perkembangan klien.
f)       Peran dan Hubungan
Dalam berkomunikasi akan sangat baik bila mengenal dengan siapa dia kasi. Kemajuan hubungan perawat dan klien adalah bila hubungan tersebut saling menguntungkan dalam menjalin ide dan perasaannya. Komunikasi efektif bila partisipan mempunyai efek dan dampak positif dalam menjalin hubungan sesuai dengan perannya masing-masing.
g)      Kondisi Lingkungan
Komunikasi berkaitan dengan lingkungan sosial tempat komunikasi berlangsung. Lingkungan yang kacau akan dapat merusak pesan yang dikirim oleh kedua pihak. Seorang perawat mempunyai wewenang untuk mengontrol kondisi lingkungan ketika klien datang. Perawat harus dengan tenang dan jelas dalam memberikan informasi kepada klien atau keluarganya.
Dalam litelatur yang lain dikatakan :
FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KOMUNIKASI
1. Manusia
Manusia, baik sebagai komunikator maupun komunikan dapat mempengaruhi proses komunikasi. Berikut ini factor manusia yang dapat mempengaruhi komunikasi adalah:
Tingkat Pengetahuan
- Pengetahuan mempengaruhi kemampuan seseorang untuk mengirimkan pesan, misalnya untuk memilih kata-kata (diksi), menentukan saat pesan harus disampaikan, serta mengembangkan berbagai teknik komunikasi verbal dan non verbal.
- Bagi seorang penerima informasi (komunikan), pengetahuan penting untuk menginterpretasikan pesan yang disampaikan oleh komunikator, sekaligus untuk memberi umpan bailk kepada pemberi pesan.
Perkembangan
- Perkembangan manusia mempengaruhi bentuk komunikasi dalam dua aspek, yaitu tingkat perkembangan tubuh mempengaruhi kemampuan untuk menggunakan tehnik komunikasi tertentu dan untuk mempersepsikan pesan yang disampaikan.
- Keterampilan penguasaan bahasa bergantung pada perkembangan neurology dan kognitif. Bayi berkomunikasi melalui tangisan. Kita tidak mungkin menerangkan tentang penyakit secara kompleks dan detil kepada anak, karena ia memang masih sulit menangkap pesan dari situasi non verbal.
Sosiokultural
- Posisi individu secaara sosiokultural mempengaruhi perilaku komunikasi antar individu karena status sosiokultural membentuk tatacara komunikasi.
- Pada budaya Jawa, dalam berkomunikasi dengan orang yang dihormati atau yang lebih tua, digunakan bahasa yang halus.
- Komunikasi dengan seorang raja di keraton, dilakukan dengan tata cara yang berbeda dengan cara yang digunakan dalam komunikasi dengan teman sejawat dan sebagainya.
Jenis Kelamin
- Laki-laki dan perempuan menunjukkan gaya komunikasi yang berbeda dan memiliki interpretasi yang berbeda terhadap suatu percakapan.
- Tannen (1990) menyatakan bahwa kaum perempuan menggunakan teknik komunikasi untuk mencari konfirmasi, meminimalkan perbedaan, dan meningkatkan keintiman, sementara kaum laki-laki lebih menunjukkan independensi dan status dalam kelompoknya.
Peran dan Tanggungjawab
- Peran dan tanggung jawab memengaruhi komunikasi yang dilakukan individu, baik teknik maupun isi komunikasi.
- Petugas kesehatan lebih sering menggunakan formal dan membicarakan kondisi klien karena tanggungjawabnya serta membuat banyak tulisan dalam berkomunikasi sebagai bentuk tanggunggugatnya.
- Sementara dalam pergaulan individu membicarakan tentang rumahtangganya, anak-anaknya, atau cita-citanya.
- Komunikasi seperti ini tidak memerlukan media tulisan. Perbedaan peran dan tanggung jawab menimbulkan perbedaan teknik dan isi komunikasi.
Atensi
- Atensi memengaruhi kemampuan individu untuk berintaraksi.
- Atensi terhadap suatu hal dapat menyebabkan kemampuan fungsi indra menurun dan bahkan berkurang sehingga kadang kala seseorang yang sedang asyik bekerja tidak mennyahut panggilan rekan kerjanya.
- Sedangkan perbedaan atensi dapat menimbulkan perbedaan perbedaan persepsi dan distorsi pesan.
- Seorang montir dapat mempersepsikan kata “tank” menjadi tang”. Hal ini terjadi karena atensi yang berbeda pada masing-masing individu.
Sikap
- Sikap individu dalam komunikasi dapat menghambat proses komunikasi itu sendiri. Sikap yang hangat, bersahabat, ramah, dan terbuka akan memungkinkan proses komunikasi yang terbuka dipertahankan.
- Sebaliknya, sikap kurang menghargai orang lain, tertutup, dingin, dan curiga dapat membuatproses komunikasi terhambat.
Persepsi
Persepsi individu ketika berada dalam suatu proses komunikasi dapat memengaruhi, menghambat, atau bahkan memutus komunikasi yang sedang dilakukan.
Berikut adalah contoh kesalahan persepsi:
Andi : ”Ana, Saya dengar kamu mau menikah?”
Anna : ”Ya, pasti pasti saya mau menikah.”
Andi : ”Kapan kamu mau menikah?”
Anna : ”Wah saya belum tahu, karena saya belum punya calon suami.”
Andi : ”Lho.....Tadi katanya mau menikah?”
Anna : ”Tentu saja......Masa saya tidak mau menikah!”
Pada contoh komunikasi diatas, ada perbedaan persepsi antara Andi dan Anna. Andi mempersepsikan kata ”mau” sebagai ”akan” sementara Anna mempersepsikan kata ”mau” sebagai ”ingin”. Situasi di atas menimbulkan distorsi dalam komunikasi.
Hubungan
Hubungan yang erat antar individu pada suaut proses komunikasi dapat mempengaruhi teknik dan materi komunikasi.
Pada komunikasi yang dilakukan antara dua orang yang belum saling kenal, umumnya setting komunikasi terjadi pada situasi formal.
Sebagai contoh, hubungan antara pengacara dan kliennya, dokter dan pasien, pedagang dan pelanggan.
Sedangkan pada komunikasi antara individu yang saling kenal, komunikasi cenderung berlangsung dalam konteks nonformal, lebih terbuka, dan menggunakan tehnik komunikasi yang lebih beragam.
2. Pesan
Isi pesan
Isi pesan yang ingin disampaikan dapat mempengaruhi tehnik komunikasi yang digunakan individu. Isi pesan yang menggembirakan biasanya disampaikan dengan wajah berseri dan suara lantang.
Isi pesan yang yang bersifat informasi disampaikan dengan suara yang relatif datar dan pelan, sedangkan isi pesan yang bersifat rahasia disampaikan dengan berbisik atau menggunakan secarik kertas kecil atau dgn bahasa isyarat ttt.
Isi pesan mempengaruhi perilaku penyampaian pesan dan perlu tidaknya pesan yang disampaikan diberi umpan balik.
Selain hal-hal diatas, jumlah pesan juga mempengaruhi proses penerimaan pesan dari komunikator kepada komunikan.
Pesan yang terlalu banyak (overloaded) dapat menimbulkankebingungan atau kejenuhan pada penerima pesan.
Penyampaian pesan
- Proses penyampaian pesan mempengaruhi komunikasi karena beberapa penggunaan pola penyampaian pesan yang kurang tepat mengakibatkan distorsi pesan dan bahkan tidak terjadi kontinuitas.
- Penyampaian pesan secara berapi-api pada saat kampanye dan demonstrasi, penyampaian pesan dengan suara keras dan relatif bersemangat selama proses belajar-mengajar, merupakan hal-hal yang dapat memperkuat makna pesan dan memungkinkan pesan lebih dimengerti oleh komunikan.
- Penyampaian pesan dengan berbagai metode, misalnya secara lisan, dengan menggunakan gambar, demonstrasi dan gerakan tertentu membuat pesan diterima secara bermakna oleh orang lain.
3. Lingkungan
Stimulus eksternal
- Stimulus eksternal, misalnya suara bising, gaduh, atau perhatian yang tiba-tiba teralih, dapat menyebabkan penurunan kemampuan untuk menangkap pesan atau konsentrasi untuk mencerna pesan yang disampaikan.
- Bising dari luar dapat membuat pesan mengalami bias dan distorsi atau bahkan tidak dapat disampaikan baik secara parsial maupun total.
Nilai dan budaya/adat
- Berbagai nilai dan budaya dalam masyarakat menjadi rambu-rambu bagi penyelenggaraan komunikasi.
- Budaya mengatur bahasa yang digunakan sebagai salah satu alat komunikasi sekaligus mengatur penggunaan tehnik nonformal dalam komunikasi.
- Adat dan nilai mengatur hubungan individu ketika melakukan komunikasi.
- Berkomunikasi dalam jarak yang terlalu dekat dengan lawan jenis yang bukan suami/istri dipandang kurang baik oelh sebagian besar bangsa Indonesia.
- Memegang janggut ketika terlibat suatu perbincangan merupakan bentuk penghormatan bagi orang Arab.
- Membungkukkan badan sebelum berbicara kepada orang Jepang menunjukkan rasa hormat.
Jarak dan teritori
- Jarak antara komunikator dan komunikan mempengaruhi komunikais yang dilakukan. Komunikasi antar individu dalam jarak dekat dapat dilakukan secara lisan, tulisanataupun non verbal.
- Sedangkan jarak yang cukup jauh, komunikasi dapat dilakukan dengan menggunakan media tulisan.
- Jarak yang jauh ini juga menyebabkan penggunaan media cetak dan media elektronik untuk menyampaikan pesan, misalnya, menggunakan telepon, televisi, radio dan sebagainya.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KOMUNIKASI DALAM PELAYANAN KEPERAWATAN
Setiap orang mempunyai sifat yang unik dan masing-masing dapat membuat penafsian dari pasa komunikasi yang dilakukan. Perbedaan penafsiran yang disebabkan beberapa hal dapat menggangu jalannya komunikasi yang efektif. Seseorang klien yang menunjukkan muka masam dapat mempunyai beberapa arti: 1)tidak bahagia, 2)marah , 3)nyeri atau makna yang lain. Menurut Perry & Potter (1987), persepsi seseorang, nilai, emosi, latar belakang budaya dan tingkat pengetahuan seseorang dapat mempengaruhi jalannya pengiriman dan penerimaan pesan (komunikasi) dalam pelayanan keperawatan.
Persepsi
- Persepsi adalah cara seseorang mencerap tentang segala sesuatu yang terjadi disekelilingnya.
- Persepsi seseorang juga dipengaruhi oleh pengalaman masa lalu.
- Persepsi juga merupakan kerangka tujuan yang diharapkan dan hasil setelah mengobservasi lingkungan.
- Sebagai contoh, seorang mahasiswa praktik akan berpersepsi bahwa dosen adalah ancaman baginya tatkala dia melihat dosen datang ke Rumah Sakit sedangkan dia tidak membawa tugas yang telah ditentukan.
- Begitupun sebaliknya seorang mahasiswa akan beranggapan bahwa dosen yang datang ke RS merupakan peluang untuk menanyakan hal-hal yang belum diketahui.
- Dari contoh diatas, komunikasi mahasiswa yang menganggap bahwa dosen adalah ancaman tidak akan terjadi komunikasi yang aktif, namun bagi mahasiswa yang menganggap hadirnya dosen sebagai peluang, maka akan tercipta komunikasi yang aktif, efektif dan nyaman.
Nilai
- Nilai adalah keyakinan yang dianut seseorang.
- Jalan hidup seseorang dipengaruhi oleh keyakinan, fikiran dan tingkah lakunya.
- Nilai-nilai seseorang sangat dekat dengan masalah etika.
- Komunikasi yang terjadi antara perawat dengan klien juga dipengaruhi oleh nilai-nilai dari kedua belah pihak.
- Nilai-nilai yang dianut perawat dalam kontek komunikasi kesehatan tentunya beda dengan nilai-nilai yang dimiliki oleh klien.
- Komunikasi yang terjadi antara perawat dan perawat atau kolega lainnya mungkin terfokus pada bahasan tentangupaya peningkatan dalam memberikan pertolongan maslaah kesehatan.
- Sedangkan komunikasi dengan klien hendaknya lebih mengarah pada memberikan support dan dukungan nasehat dalam rangka mengatasi masalah.
Emosi
- Emosi adalah subyektif seseorang dalam merasakan situasi yang terjadi disekelilingnya.
- Kekuatan emosi seorang dipengaruhi oleh bagaimana kemampuan atau kesanggupan seseorang dalam berhubungan dengan orang lain.
- Untuk membantu klien, seorang perawat harus menghadirkan perasaannya, dia merasakan apa yang dirasakan oleh kliennya.
- Komunikasi akan berjalan lancar dan efektif apabila tenaga kesehatan termasuk perawat dalam mengelola emosinya.
- Kemampuan profesional seseorang dapat diketahui dari emosinya dan menjadi ukuran awal seseorang dalam merasakan, bersikap dan menjalankan hubungan dengan klien.
Latar Belakang Sosial Budaya
- Latar belakang sosial budaya mempengaruhi jalannya komunikasi.
- Orang Arab akan meratap sedih dan menangis apabila ada anggota keluarganya meninggal dunia, hal ini berbeda dengan orang Amerika golongan menengah yang sering menahan tangis secara terbuka bila kehilangan orang yang dicintai.
- Sedihnya dipendam untuk memperlihatkan ketegarannya kepada anggota keluarga yang lain.
Pengetahuan
Komunikasi sulit berlangsung bila terjadi perbedaan tingkat pengetahuan dari pelaku komunikasi.
Perawat diharapkan dapat berkomunikasi dengan berbagai tingkat pengetahuan yang dimiliki pasien. Dengan demikian perawat dituntut mempunyai pengetahuan yang cukup tentang pertumbuhan dan perkembangan klien karena hal tersebut sangat terkait dengan pengetahuan yang dimiliki oleh klien
Peran Dan Hubungan
Peran seseorang mempengaruhi dalam menjalin hubungan dengna orang lain.
Dalam berkomunikasi akan sangat baik bila mengenal dengan siapa ia berkomunikasi.
Berkomunikasi dengan orang yang sudah kita kenal, akan merasa bebas dalam mengeluarkan ide atau gagasan ingin disampaikan.
Komunikasi efektif bila partisipan (perawat- klien) mempunyai efek /dampak yang positif dalam menjalin hubungan sesuai dengan perannya masing-masing.

2.9 Mengorientasikan kembali komunikasi
James O’ Toole, seorang professor manajemen dari University Of California menyatakan, “manajer yang tidak dapat memeprlihatkan kecakapan kepada karyawan, tidak dapat lagi mengharapkan rasa hormat mereka. Sebagai ganti menghentakkan cambuk kepada karyawan, manajer masa sekarang harus memainkan peranan sebagai konsultan ahli.”Pendekatan yang demikian memperlihatkan suatu perubahan dari orientasi majikan menjadi orientasi karyawan. Yang disorot adalah para pekerja individu, bukan orang yang mengendalikan dan mengawasi mereka. Orientasi majikan gaya lama digambarkan dalam enam maslah pokok dalam komunikasi manajemen-karyawan, yaitu:
a.       Manajemen terlalu banyak mendikte karyawan, namun terlalu sedikit mendengarkan karyawan;
b.      Dari yang dikomunikasikan, terlalu sedikit yang bisa dipahami;
c.       Isi komunikasi manajemen terlalu banyak untuk kepentingan manajemen, bukan untuk kepentingan karyawan;
d.      Dari yang dikomunikasikan, terlalu banyak propaganda;
e.       Terlalu sedikit keterusterangan;
Setiap masalah tersebut dapat mengganggu kalancaran operasional organisasi atau perusahaan. Itu semua akan menjadi pembelenggu jika digabungkan. Berikut ini ada enam alternative pendekatan terhadap komunikasi karyawan:
1.      Orientasi pada nilai-nilai kemanusiaan
Manajemen harus lebih responsive terhadap nilai-nilai kemanusiaan. Komunikasi harus menjawab kebutuhan karyawan. Para pekerja ingin memahami apa yang terjadi disekitar mereka, ingin dihormati sebagai individu, ingi memiliki tujuan, serta memahami masa depan pekerjaan mereka sendiri dan masa depan keseluruhan organisasi.
2.      Persncanaan
Komunikasi karwayan, seperti fungsi perusahaan lainnya, harus direncanakan. Komunikasi harus bekerja selama 365 hari untuk mencapai kontinuitas dan kredibilitas. Perusahaan harus menghindari sindrom cry-wolf (berbohong berkali-kali sehingga tidak lagi dipercaya) jika berkomunikasi dengan karyawan, yang akan segera menyadari bahwa manajemen tidak sungguh-sungguh tertarik dengan komunikasin yang jujur. Karyawan akan tahu bahwa para pemimpin mereka hanya berusaha berhubungan jika mereka merasa bahwa karyawan salah memahami posisi mereka atau jika mereka ingin “menjual” gagasan-gagasan mereka.
3.      Prosedur keluhan yang efektif
Prosedur keluhan perusahaan harus menjadi pertemuan empatik langsung bagi karyawan, sehingga akan menghasilkan kesamaan pandangan dalam memecahkan masala. Beberapa perusaahn memiliki orang yang berpengalaman untuk menjawab keluhan, tetapi menciptakan suasana mendengarkan secara murni akan mendatangkan hasil yang sama.
4.      Para pengawas yang responsive
Bagi karyawan, pengawas adalah perusahaan. Bagi kenanyakan pengawas, komunikasi yang efektif dan responsive bukanlah pembawaan lahir, tetapi memerlukan pelatihan. Bila perusahaan tertarik dengan karyawan sebagai individu dan mempunyai komunikasi yang baik dengan mereka, para pengawas akan menjadi bagian yang terpadu pada proses tersebut. Satu cara untuk mencapai hal ini adalah dengan melibatkan bawahan dalam menentukan standar prestasi kerja.
Suatu studi dari Richard J. Klimoski mengatakan bahwa “Jika bawahan dilibatkan dalam penentuan standar prestasi kerja, karyawan akan berupaya lebnih keras dan memperlihatkan prestasi yang lebih tinggi.:” studi tersebut juga mnentukan bahwa bakat-bakat kepemimpinan efektif dalam memberikan instruksi, mendukung upaya untuk bekerja dengan efektif dan konsisten dengan bawahan.
5.      Pendengaran aktif
Meskipun struktur perusahaan beryambah kompleks, manajemen tidak boleh melupakan orang banyak. Akan tetapi, manajemen haris mengembangkan keterampilan “pendengaran aktif”. Secara lebih formal, hal ini mungkin berarti survey sikap karyawan, tetapi hubungan-hubungan formal juga harus direncanakan.
6.      Keterlibatan manajemen
Manajemen harus cukup memperhatikan arah, kualitas, da isi semua komunikasi dengan karyawan. Keterlibatan karyawan selalu menjadi kunci keberhasilan program komunikasi. Selain itu, komunikasi lain yang dilakukan perusahaan.
Sering kita dengar bahwa kualitas komunikasi sangat menentukan kualitas upaya karyawan. Manajemen yang baik dan komunikasi yang baik berjalan bersama-sama. Program komunikasi yang mantap dapat menghasilkan perbaikan hubungan kedalam dan pada akhirnya akan menghasilkan perbaikan produktivitas.
2.10 Aplikasi komunikasi dalam asuhan keperawatan
Komunikasi dalam praktik keperawatan professional merupakan unsur utama bagi perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan untuk mencapai hasil yang optimal. Kegiatan keperawatan yang memerlukan komunikasi meliputi timbang terima. Interview/anamnesis, komunikasi melalui computer, komunikasi rahasia klien, komunikasi melalui sentuhan, komunikasi dalam pendokumentasian, komunikasi Antara perawat, dengan profesi lainnya, dan komunikasi Antara perawat dengan pasien.
1.      Komunikasi saat timbang terima
Pada saat timbang terima, diperlukan suatu komunikasi yang jelas tentang kebutuhan, klien terhadap apa yang sudah dan yang belum diintervensi serta respon pasien yang terjadi. Perawat melakukan timbang terima dengan menyampaikan kondisi pasien secara akurat didekat pasien.
2.      Interview/anamnesis
Anamnesis merupakan kegiatan yang selalu dilakukan oleh perawat tergadap pasien pada saat pelaksanaan asuhan keperawatan (proses keperawatan). Interview adalah suatu komunikasi dengan tujuan tertentu untuk memperoleh data tentang keadaan klien. Hal tersebut diperlukan untuk mengetahui masalah yang dihadapi pasien dan menentukan tindakan yang tepat. Oleh karena itu interview bersifat terencana, maka data yang didapatkan harus akurat atau tanpa bias.
3.      Komunikasi melalui computer
Computer merupakan suatu alat komunikasi yang cepat dan akurat pada manajemen keperawatan saat ini. Penulisan data-data klien dalam computer akan mempermudah perawat lain dalam mengidentifikasi masalah pasien dan memberikan intervensi yang akurat. Melalui computer, informasi-informasi terbaru dapat cepat didapatkan dengan cara mengakses informasi dari internet.
4.      Komunikasi tentang kerahasiaan
Pasien yang msuk dalam system pelayanan kesehatn, menyerahkan rahasia dan memiliki rasa percaya kepada institusi. Perawat sering dihadapkan pada suartu dilemma dalam menyimpan rahasia pasien. Disatu sisi perawat membutuhkan informasi dengan menghubungkan apa yang dikatakan klien dengan oranglain, namun disisi lain harus memegang janji untuk tidak menyampaikan informasi tersebut kepada siapapun.
5.      Komunikasi melalui sentuhan
Komunikasi melalui semtuhan pada pasien merupakan metode dalam mendekatkan bhubungan Antara pasien dengan perawat. Sentuhan yang diberikan oleh perawat juga dapat berperan sebagai terapi bagi pasien dengan deprsi, kecemasa, dan kebimbangan dalam mengambil suartu keputusan. Tetapi yang perlu dicatat dalam sentuhan adalah perbedaan jenis kelamin Antara perawat dan pasien. Dalam situasi ini perlu adanya suatu persetujuan.
6.      Dokumentasi sebagai alat komunikasi
Dokumentasi adalah salah satu alat yang sering digfunakan dalam komunikasi keperawatan, hal ini digunakan untuk memvalidasi asuhan keperawatan, sarana komunikasi antar tim kesehatan, dan merupakan dokumen pasien dalam pemberian asuhan kperawatan. Keterampilan dokumentasi yang efektif memungkinkan perawat untuk mengkomunikasikan kepada tenaga kesehatan lainnya dan menjelaskan apa yang sudah, sedang, dan akan dikerjakan oleh perawat.
Manfaat komunikasi dalam pendokumentasian adalah:
a.       Dapat digunakan lagi untuk keperluan yang bermanfaat
b.      Mengkomunikasikan kepada tenaga perawat dan tenaga kesehatan lainnya tentang apa yang sudah dan akan dilakukan kepada pasien
c.       Bermanfaat untuk pendataan pasien yang akurat karena berbagai informasi mengenai pasien telah dicatat.
7.      Komunikasi perawat dan tim kesehatan lainnya
Komunikasi yang baik akan meningkatkan hubungan professional Antara perawat dan tim kesehatan lainnya, seperti dokter, ahli gizi, dan fisioterapis. Selain itu, komunikasi yang baik juga bermanfaat bagi pengembangan model keperawatan professional karena hal tersebut merupakan sarana peningkatan komunikasi. Komunikasi yang dimakasudkan disini adalah adanya suatu kejelasan dalam pemberian informasi dari masing-masing individu sesuai dengan kedudukannya.
2.11 Hambatan dalam berkomunikasi
Hambatan-hambatan yang dapat terjadi dalam berkomunikasi Antara perawat dengan klien dapat teratasi apabila perawat mengetahui beberapa ucapan yang perlu dihindari dalam kondisi seperti dibawah ini.
1.      Memberi nasihat atau memberi tahu cara pemecahan masalah keperawatan yang menunjukkan seakan-akan klien tidak mampu melakukannya sendiri.
Contoh :  “Mengapa anda tidak melakukan ….”
              “Bila saya adalah Anda saya akan ….”
              “Akan lebih baik Anda ….”
2.      Berupaya untuk menenteramkan hati, di mana perawat memberikan informasi tidak berdasarkan fakta tetapi  lebih bertujuan untuk memberikan perasaan senang.
Contoh :  “Tidak perlu cemas, tidak apa-apa kok ….”
               “Jangan bersedih, semua orang dapat mengalami ….”
3.      Mengalihkan pembicaraan mengenai hal-hal yang mengancam kepada hal-hal yang kurang mengancam. Hal ini dapat terjadi karena perawat tidak bersedia atau tidak siap untuk mendengarkan ungkapan perasaan menyakitkan yang dialami klien.
Contoh :  “Kita bicara soal ini lain kali saja.”
4.      Membuat penilaian terhadap perilaku klien berdasarkan sistem nilai yang dianut oleh perawat.
Contoh :  “Anda salah, Anda malas untuk berobat.”
5.      Menunjukkan perilaku yang berfokus pada diri perawat.
Contoh :  “Dapatkah Anda ulangi, saya tidak mendengar.”
6.      Memberikan pengarahan atau petunjuk yang harus diikuti dengan mengabaikan kemampuan klien, dan menganggap klien tidak mampu untuk mengatasi ,asalahnya.
Contoh :  “Bukan begitu caranya, mestinya Anda melakukan ….”
7.      Mengajukan pertanyaan yang berlebihan tanpa  memperhatikan perasaan klien.
8.      Memberikan komentar klise atau stereotype, yaitu memberi komentar dengan kata-kata secara spontan tanpa tujuan yang jelas.
Contoh :  “Hati-hati kalau tidak teratur makan ….”
               “Disuntik ya, tidak sakit kok!”

2.12 Komunikasi asertif.
Komunikasi  asertif adalah komunikasi yang menyatakan diri secara langsung, jujur, dan tidak melanggar hak dan tanggung jawab orang lain.
Menurut Chenevert (1978), komunikasi asertif dibedakan menjadi dua bagian, yaitu hak dan tanggung jawab individu (lihat table 6.1)
            Ada beberpa cara agar komunikasi asertif ini dapat berjalan dengan baik, yaitu :
a.       Merefleksikan apa yang dikatakan.
b.      Mengulangi pertanyaan dengan tegas dan terus –menerus.
c.       Menunjukkan asumsi selengkapnya melalui komunikasi  verbal/nonverbal.
d.      Menyatakan kembali dengan bahasa asertif, artinya bukan bahasa aggressor.
e.       Mengajukan pertanyaan, yang berguna untuk menyadarkan reaksi yang agresif dari orang lain.
Tabel 6.1 Hak dan tanggung  jawab dalam komukasi asertif.
Hak
Tanggung jawab
Bicara
Menerima
Mengahadapi masalah
Memeperoleh kenyamanan
Bekerja
Berbuat kesalahan
Tertawa
Berteman
Mengkritik
Memperoleh imbalan
Menjadi mandiri
Menangis
Dicintai
Mendengar
Memberi
Menyelesaikan masalah
Mengamankan orang lain
Berbuat baik
Memperbaiki  kesalahan
Menggembirakan orang lain
Menjadi teman
Memberi hadiah
Memberi imbalan atas karya orang lain
Dapat bergantung pada orang lain
Mengeringkan air mata
mencintai


2.13 Keterampilan berkomunikasi
Komunikasi merupakan alat atau sarana yang digunakan dalam menjali hubungan. Teknik komunikasi yang digunakan secara tepat dapat menciptakan hubungan terapeutik, dan apabila tidak tepat akan menimbulkan masalah bagi klien dan perawat. Dalam teknik berkomunikasi ini, ada tiga keterampilan yang diperlukan untuk membina hubungan terapeutik antara perawat dank lien.
1.      Kehadiran atau Keberadaan Perawat
Kehadiran berarti kebersamaan fisik dan psikologis dalam berkomunikasi dengan klien. Hal itu antara lain mencakup mendengarkan dan mengamati, serta memberikan perhatian perhatian terhadap ucapan dan perilaku klien. Kehadiran  fisik adalah perhatian yang diberikan melalui  pikiran dan perasaan.
a.      Kehadiran fisik mempunyai peran yang penting dalam komunikasi interpersonal  karena tubuh dapat memperkuat  pesan yang disampaikan dalam bentuk kata-kata. Akan tetapi, keberadaan tubuh juga dapat membingungkan bahkan mengubah pesan yang sampai ke penerima menjadi kebalikannya.
Ada beberapa hal yang dapat dilakukan perwat agar klien mengerti atau merasakan bahwa perawat secara fisik terlibat dalam interaksi atau perawat benar-benra memperhatikan klien.
1)      Perawat menghadapi klien dengan jujur atau terbuka melalui sikap yang menunjukkan perhatian. Misalnya perawat berkata, “Saya bersedia mendengarkan Anda atau membantu Anda,”dengan tubuh berhadapan muka, menghadap kea rah klien.
2)      Perawat menggunakan postur tubuh terbuka, yaitu tangan dan kaki terbuka, tidak menyilang, tidak melipat tangan atau meletakkan tangan di belakang. Postur tubuh terbuka menunjukkan seseorang siap mendengarkan atau membantu klien.
3)      Sikap condong perawat kea rah klien merupakan tanda kehadiran, kesediaan, dan keterlibatan perawat untuk berusaha memahami klien.
4)      Perawat memandang klien atau mengadakan kontak mata dengan klien. Hal itu menunjukkan minat perawat untuk mendengarkan dan memperhatikan klien.
5)      Perawat bersikap rileks, yaitu dengan menciptakan lingkungan yang rileks dan menjaga privacy.

b.      Kehadiran  psikologis, yaitu mendengarkan secara aktif yang berarti mendengarkan dengan telinga, pikiran, dan perasaan, kata-kata yang diucapkan klien dan perilaku nonverbal klien. Selama mendengar aktif, perawat mengikuti apa yang dibicarakan klien dan memperhatikan perilaku klien serta memberi tanggapan dengan tepat.

2.      Perilaku Nonverbal
      Beberapa macam perilaku nonverbal dapat memengaruhi hubungan perawat dengan klien. Perilaku nonverbal tersebut adalah sebagai berikut.
a.       Aktivitas fisik, meliputi gerkan tubuh, ekspresi wajah, sikap atau postur tubuh, kontak mata, dan gerkan mata serta sentuhan.
b.      Vokalisasi, meliputi bahasa yang digunakan dengan pengaturan tekanan suara atau nada bicara dan kecepatan bicara.
c.       Jarak antarpembicara, jarak anatar perawat dank lien dalam membina hubungan interpersonal adalah 45-120 cm sehingga memungkinkan kontak mata dan sentuhan.

3.      Keterampilan Memberi Respons
      Keterampilan ini digunakan oleh perawt untuk menyampaikan pengertian kepada klien, memberikan umpan balik, dan memperjelas pemahaman perawat tentang pembicaraan dan perilaku klien. Untuk dapat memberikan respons yang tepat, diperlukan kemampuan perawat yang mendasari hubungan perawat dengan klien. Kemampuan perawat tersebut meliputi hal-hal sebagai berikut :
a.       Empati, yaitu merasakan apa yang dialami klien.
b.      Kesetiaan, yaitu bersikap terbuka, jujur, dan tulus.
c.       Kesiapan diri, yaitu peka dan mau menyediakan diri untuk membantu klien.
d.      Bersikap objektif dan konkret, yaitu berdasarkan kenyataan.
e.       Meneriam klien dengan menghargai, menghormati, dan memperhatikannya.
f.       Bersikap asertif, yaitu dapat mengemukakan ketidaksesuaian pendapat tanpa menyinggung perasaan, menyakiti hati, atau merugikan orang lain.




















BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Secara harafiah, komunikasi berasal dari Bahasa Latin: COMMUNIS yang berarti keadaan yang biasa, membagi. Dengan kata lain, komunikasi adalah sutu proses di dalam upaya membangun saling pengertian. Dalam suatu organisasi biasanya selalu menekankan bagaimana pentingnya sebuah komunikasi antar anggota organisasi untuk menekan segala kemungkinan kesalahpahaman yang bisa saja terjadi. Komunikasi juga merupakan suatu seni untuk dapat menyusun dan menghantarkan suatu pesan dengan cara yang gampang sehingga oranglain dapat mengerti dan menerima.
Menurut Riant Nugroho (2004:72) tujuan komunikasi adalah menciptakan pemahaman bersama atau mengubah persepsi, bahkan perilaku. Sedangkan menurut Katz an Robert Kahn yang merupakan hal utama dari komunikasi adalah pertukaran informasi dan penyampaian makna suatu system social atau organisasi.
Komunikasi mempunyai dua fungsi. Pertama, fungsi social, yakni untuk tujuan kesenangan, untuk menunjukan ikatan dengan orang lain, membangun dan memelihara hubungan. Kedua, fungsi pengambilan keputusan, yakni memutuskan untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu pada saat tertent, seperti: apa yang akan kita makan pagi hari, apakah kita akan kuliah atau tidak, bagaimana belajar menghadapi tes.
Menurut Denis McQuail (1987) secara umum kegiatan komunikasi dalam masyarakat dapat berlangsung dalam 6 tingkatan, yaitu
1)  Komunikasi intrapribadi,
2)  Komunikasi antar pribadi
3)  Komunikasi dalam kelompok
4)  Komunikasi antar kelompok/asosiasi,
5)  Komunikasi organisasi,
6) Komunikasi dengan masyarakat luas
Terdapat enam komponen komunikasi sebagai berikut:
  1. Komunikator
  2. Komunikan
  3. Pesan
  4. Lingkungan
  5. Media pesan
  6. Tingkat pesan

3.2 Saran.
Sebagai mahasiswa keperawatan tentunya kita harus menguasai dan memahami konsep dasar komunikasi agar kita dapat berkomunikasi dengan baik khususnya dalam asuhan kepada pasien supaya terciptanya komunikasi yang harmonis dan dinamis.











DAFTAR PUSTAKA

Cangara, Hafidz,2008, Keperawatan Profesional, Jakarta:PT RajaGrafindo Persada
Effendy, Onong Uchjana, Komunikasi Teori dan Praktek, Bandung: RemajaPengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta:Grasindo.Rosdakarya
Mulyana, Deddy. 2010.  Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
S.Suarli – Yanyan bachtiar.2010.Manajemen Keperawatan.Jakarta:Erlangga Mecikal Series
(Diakses Pada Tanggal 1 Juni 2014)

(Diakses Pada Tanggal 1 Juni 2014)

0 komentar:

Posting Komentar

 
Copyright © . BEING AS NURSE - Posts · Comments
Theme Template by BTDesigner · Powered by Blogger